Seniman gunung dan petani di Lereng Sindoro gelar kirab budaya di Liyangan

photo author
- Senin, 31 Oktober 2022 | 06:00 WIB
Seniman gunung dan petani saat menampilkan kirab budaya di Liayangan. ( foto : Arif Zaini Arrosyid)
Seniman gunung dan petani saat menampilkan kirab budaya di Liayangan. ( foto : Arif Zaini Arrosyid)


HARIAN MERAPI - Kirab budaya Merti Tirta Amerta Bhumi digelar Seniman gunung dan petani Lereng Gunung Sindoro di sekitar Situs Liyangan di Dusun Liyangan Desa Purbosari Kecamatan Ngadirejo Temanggung, Minggu (30/10).

Dua tahun sebelumnya, kirab budaya Merti Tirta Amerta Bhumi libur akibat pandemi Covid-19 dan ada pembatasan berkegiatan untuk mencegah meluasnya paparan virus corona. Tidak hanya setempat, warga diluar kecamatan dan bahkan luar kabupaten datang untuk mengikuti prosesi atau berwisata.

Tradisi diawali dengan kirab budaya atau diaraknya gunungan oleh seniman dan warga. Kirab dimulai dari depan balai desa menuju ke lokasi ritual di sekitar situs Liyangan. Sesampainya, sesepuh dan tetua lantas mengambil air suci dari sumber mata air.

Baca Juga: Mungkinkah menghilangkan tilang manual di Indonesia?

Setelah berdoa bersama memohon ampunan Tuhan Yang Maha Esa, dan limpahan rizqi serta terbebas dari mata bahaya, sejumlah gunungan yang disusun dari hasil bumi warga lantas dibagikan pada warga. Tetapi karena besarnya animo warga untuk mendapatkan maka terjadi desak-desakan dan berebut.

Bupati Temanggung Al Khadziq mengatakan Pemkab Temanggung berusaha terus nguri-uri kebudayaan termasuk di dalamnya tradisi seni tari tradisi atau budaya.

Di Liyangan, kata dia, dilakukan kirab budaya untuk menunjukkan rasa syukur pada Tuhan dan meminta limpahan rizki, sekaligus meneladani kearifan lokal warisan nenek moyang.

“Festifal budaya ini di Liyangan diharapkan bertambah maju dan mampu mendatangkan banyak wisatawan," kata dia.

Baca Juga: Horoskop peruntungan Shio Anjing dan Shio Babi, Senin 31 Oktober 2022, percayalah pada dirimu sendiri

Dia mengatakan Liyangan sebagai pusat peradaban manusia yang paling tua di pulau Jawa. Masyarakat di lereng Gunung Sindoro dapat nguri-uri budaya peninggalan leluhur. "Jadi bukan hanya candi, tetapi juga budi pekerti, amal dan lain sebagainya,”kata dia.

Seorang pengunjung Nuraini mengatakan gunungan yang tersusun dari hasil bumi warga itu dipercaya mampu mendatangkan berkah tersendiri.

“Saya mendapat potongan ayam dan bunga, kalau potongan ayam semoga mendapat rejeki dan berkah, kalau bunga ini agar enteng jodohnya, yang belum menikah akan dapat jodoh,” kata dia.

Baca Juga: Tragedi perayaan Halloween di Itaewon, Presiden Jokowi : Indonesia berduka bersama dengan rakyat Korsel

Ketua DPRD Kabupaten Temanggung Yunianto mengatakan tradisi dan kearifan lokal harus dilestarikan untuk meneruskan eksistensi jati diri bangsa Indonesia. "Kami dari DPRD mendukung upaya-upaya dalam pelestarian tradisi," kata dia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X