HARIAN MERAPI - Pengelola Taman Tresno Jasa Marga di Padukuhan Dukuh, Wijimulyo, Nanggulan, Kulon Progo menggelar peringatan satu dasawarsa UU Keistimewaan DIY, Rabu (31/8/2022).
Berbagai kegiatan digelar, di antaranya dengan menampilkan pentas seni karawitan, jathilan klasik Pong Dil serta bazar UMKM yang menampilkan produk-produk lokal.
Pengelola Wisata Taman Tresno Jasa Marga, Purdiyanto mengatakan, peringatan satu dasawarsa UU Keistimewaan DIY menjadi titik awal bagi pihaknya untuk membangkitkan kembali budaya lokal yang selama ini tenggelam.
Baca Juga: Pertemuan Puan-Airlangga diharapkan hasilkan kesepakatan politik
Dicontohkannya, tari kuda lumping kreasi baru yang mengakibatkan jathilan klasik Pong Dil semakin tenggelam. Hanya ada dua kelompok Jathilan Pong Dil yang masih bertahan di wilayah ini, yaitu di Penjalin dan Ndengok.
"Kalau di Ndengok sudah lumayan, tiap tahun pasti ada event. Namun di Penjalin, tidak pernah tampil sekitar puluhan tahun. Ini yang akan diangkat kembali," ungkap Purdiyanto.
Sejumlah strategi kemudian disiapkan agar seni Jathilan Pong Dil bisa berjaya kembali. Pihak pemerintah kabupaten hingga provinsi diundang dalam kegiatan ini agar budaya lokal tersebut bisa mendapatkan perhatian. Terlebih, dana keistimewaan yang dimiliki DIY belum dinikmati semua pelaku seni budaya.
"Padahal, banyak sarana prasarana yang sudah rusak. Kami akan mendampingi dan mendorong pelestarian Jathilan Pong Dil dengan menggelar latihan setiap pekan," imbuhnya.
Baca Juga: Kecelakaan maut di Bekasi, Sopir truk diduga mengantuk
Purdiyanto menambahkan, Taman Tresno Jasa Marga masih akan dikembangkan lagi oleh PT Jasa Marga. Pada saat pengembangan itulah, budaya lokal akan terus dilibatkan.
"Setiap ada event di Taman Tresno, budaya lokal akan ditampilkan supaya mereka makin terlihat," ujarnya.
Corporate Communication and Community Development Group Head, PT Jasa Marga, Lisye Octaviana menyampaikan, PT Jasa Marga memberikan CSR karena agrowisata buah kelengkeng di Taman Tresno mampu berkembang dengan baik. Pihaknya akan berpartisipasi mendorong datangnya wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
"Kami akan melihat apakah di tempat ini perlu ada homestay atau agrowisata lainnya. Kami akan support secara bertahap agar desa ini bisa mandiri," jelas Lisye.
Baca Juga: Bikin merinding, mendengar suara mbak Kunti yang ternyata berasal dari kebun pohon pisang
Meski angka kemiskinannya tinggi, Kulon Progo dinilai Lisye memiliki potensi yang baik dengan adanya Bandara YIA. Hal ini bisa sejalan dengan program pembangunan berkelanjutan dari pemerintah.