Citra satelit Himawari-8 kanal IR dalam 12 jam terakhir menunjukkan adanya aktivitas awan konvektif di sekitar sistem. Data angin perlapisan menunjukkan adanya sirkulasi pada lapisan bawah hingga lapisan menengah. Pada lapisan atas tidak terlihat adanya sirkulasi.
Kondisi lingkungan di sekitar bibit yaitu adanya gelombang atmosfer Equator Rossby, suhu muka laut hangat (29-32°C), shear vertikal kuat (15-25 kt), vortisitas sedang di lapisan 850-700mb, dan divergensi lapisan atas sedang (10-15 s-1).
Berdasarkan model NWP dalam 24 jam ke depan menunjukkan bibit 92S pergerakannya ke arah barat laut menuju Filipina, landfall dapat melemahkan intensitas bibit 93W. Potensi sistem ini
untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori Rendah.
Baca Juga: Cerita Misteri Suara Gamelan Reog di Tengah Malam, Ini Cerita Kakek Sesepuh Desa
Dampak tidak langsung Bibit 93W terhadap kondisi cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan adalah potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah provinsi Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
Kemudian angin kencang dengan kecepatan lebih dari sama dengan 25 knot berpotensi terjadi di wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
Selanjutnya tinggi gelombang 1,25 – 2,5 meter (Moderate Sea) di perairan Kepulauan Talaud, Laut Halmahera, Samudra Pasifik Utara Halmahera, Perairan utara Papua Barat hingga Papua, dan Samudra Pasifik Utara Papua Barat hingga Papua.*