Dia mengemukakan, hasil dari pengecekan sejumlah EWS, secara umum masih bisa berfungsi dengan baik, namun memang ada beberapa alat yang rusak.
Adanya kerusakan dari sejumlah EWS, disampaikan, pihaknya lantas berkoordinasi dengan kepala desa. Syukurlah ada tanggapan positif. Kerusakkan akan diperbaiki.
“Untuk pemeliharaan EWS, selama ini sudah dianggarkan desa misalnya membeli seling (kawat) untuk deteksi longsor," katanya.
Dikemukakan jumlah EWS yang terpasang di masing-masing wilayah kecamatan berbeda-beda tergantung kondisi di lapangan.
EWS yang terpasang, ujar Pria, teknologinya disesuaikan dengan masyarakat sekitar. Tidak ada yang digital dan rumit.
Baca Juga: Army Histeris! BTS Gelar Konser Offline 'Permission To Dance On Stage' di SoFi Stadium Los Angeles
EWS bersifat sederhana yang bisa diketahui warga, selain itu mempertimbangkan perawatan.
“Teknologi digunakan yang sederhana, tetapi warga bisa membaca dan melaporkan ke BPBD bila ada ancaman serius akan adanya bencana,” kata dia.
Dia mengatakan melihat kondisi geografis di Kabupaten Temanggung sebetulnya masih perlu ditambah jumlah EWS, seperti di wilayah Kaloran.
“Masih banyak titik rawan longsor yang perlu di pasangan EWS,” katanya.
Dia berharap pemkab dapat segera memasang EWS di sejumlah titik yang rawan.
Baca Juga: Lisa Amelia Karyawan Swalayan di Lampung Juga Terancam Pidana Usai Viral Postingan Slip Gaji
Sehingga jika akan ada bencana bisa lekas terdeteksi dan warga bisa segera berlindung di daerah aman. Ini untuk mengurangi resiko bencana. *