JAKARTA, harianmerapi.com - Semakin banyak vaksin Covid-19 yang masuk ke Indonesia saat ini justru memunculkan problem tersendiri. Pasalnya ada sebagian masyarakat yang memilih jenis vaksin berdasarkan merek tertentu, yang kemudian menyebabkan mereka menunda untuk menerima vaksin.
Padahal tujuan awal dihadirkannya lebih banyak vaksin di Indonesia adalah demi menjaga ketersediaan vaksin serta menjangkau lebih banyak kalangan, terutama kelompok masyarakat rentan karena memiliki komorbid berat, ibu hamil maupun anak-anak.
Maka bisa dibilang sikap menunda vaksin demi mendapatkan jenis suntikan tertentu adalah tidak menguntungkan atau lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.
"Vaksin itu kalau dari sisi kebijakan sudah jadi kebutuhan hidup. Tanpa sertifikat vaksin, bisa dibilang enggak bisa pergi kemana-mana," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Erizon Safari, Rabu (1/9/2021).
Baca Juga: Antrean Haji 30 Tahun, Ini yang Harus Dilakukan Saat Menunggu Giliran
Sebagai tenaga medis yang aktif dalam penanganan Covid-19, ia menyayangkan sikap memilih-milih vaksin karena menghambat capaian target herd immunity atau kekebalan komunitas sebagai salah satu tujuan Pemerintah memberikan vaksin kepada masyarakat.
Ada banyak segudang alasan yang dikemukakan oleh kelompok yang masih memilah-milih vaksin, di antaranya mulai dari menghindari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) hingga alasan ingin mendapatkan vaksin dengan efikasi yang paling tinggi.
Padahal Kementerian Kesehatan berulang kali telah mengingatkan apapun jenis vaksin yang diterima masyarakat baik itu Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Pfizer, maupun Moderna, terbukti membantu tubuh untuk melawan virus SARS-Cov-2 bila terpapar.
Tubuh yang seharusnya mengalami gejala berat saat Covid-19 menyerang, akan sangat terbantu kesembuhannya jika sebelumnya telah menerima vaksin.
"Mana sih vaksin yang paling bagus? Ada Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna. Ternyata semua vaksin tadi masih efektif dalam menurunkan risiko kena Covid-19 bergejala berat termasuk kematian akibat Covid-19. Oleh karena itu gak perlu pilih- pilih vaksin, karena vaksin paling baik adalah vaksin yang tersedia saat ini," kata vaksinolog, dr. Dirga Rambe.
Selain menjadi penghalang dalam mencapai tujuan Pemerintah baik secara nasional maupun regional, kelompok masyarakat yang memilih- milih vaksin juga berpotensi mencelakakan dirinya sendiri karena belum memiliki proteksi dari dalam tubuh jika terpapar Covid-19.
Lebih parahnya lagi, masyarakat yang belum menerima vaksin itu bisa menyebarkan virus SARS-CoV-2 ke anggota keluarganya yang lainnya dan tentu berbahaya jika penyebaran itu terjadi di tengah lingkungan yang juga tidak terproteksi oleh vaksin.
Selain itu masyarakat yang memilih vaksin juga membuat pemberian vaksin kepada kelompok prioritas menjadi terganggu. Kelompok prioritas yang dimaksud seperti para tenaga kesehatan, ibu hamil, anak-anak, penderita autoimun, hingga pemilik komorbid berat.
Jika produk yang seharusnya diberikan kepada para kelompok prioritas terganggu, tentu capaian pemberian vaksin tidak dapat optimal dan tidak bisa memenuhi tujuan utamanya yaitu memberikan perlindungan yang layak bagi semua masyarakat secara adil.
Saat ini untuk para tenaga medis vaksin Moderna menjadi pilihan sebagai vaccine booster, sementara untuk masyarakat umum seperti ibu hamil, anak-anak, dan pemilik komorbid berat disarankan menerima vaksin Pfizer.