nasional

Vaksin Nusantara Bisa Diandalkan Kendalikan Mutasi Corona, Simak Penjelasan Pakar

Rabu, 25 Agustus 2021 | 13:22 WIB
Tangkapan layar Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari 'Professor Nidom Foundation' (PNF), Prof dr Chairul Anwar Nidom. (ANTARA/Willy Irawan)

JAKARTA, harianmerapi.com - Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga Prof Chairul Anwar Nidom mengatakan vaksin Nusantara bisa diandalkan untuk mengendalikan mutasi virus Corona yang saat ini masih merebak di Tanah Air.

"Kalau kita hanya mengandalkan vaksin konvensional, buktinya sampai sekarang untuk varian Delta formulasinya pun juga enggak diubah-ubah. Kalau dengan vaksin Nusantara hanya 50 hari, kita sudah mendapatkan formulasi baru," kata Chairul Anwar Nidom saat dikonfirmasi ANTARA melalui sambungan telepon, Rabu (25/8/2021).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Nidom beserta tim, vaksin Nusantara diklaim memiliki kemampuan membuat mutasi virus Delta yang tadinya ganas menjadi lemah. "Jadi mempercepat proses waktu pengendalian virus di lapangan," katanya.

Baca Juga: Keuangan Syariah Jadi Elemen Kunci Ciptakan Stabilitas di Masa Pandemi

Menurut Nidom, vaksin Nusantara yang saat ini memasuki uji klinik fase 3 dapat diandalkan untuk mengendalikan risiko mutasi varian baru dari SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Jika tidak segera dikendalikan, Nidom memperkirakan virus akan terus bermutasi menjadi lebih mengerikan.

 

"Jadi kalau memang kita serius untuk mengendalikan segera pandemi ini, harusnya digunakan vaksin Nusantara ini bersama-sama dengan vaksin konvensional atau sendiri-sendiri karena dia bisa mengendalikan untuk menangani mutasi virus," katanya.

Berdasarkan pengamatan aspek sains yang dilakukan Nidom pada uji klinik fase 1 dan 2 para relawan, tidak ditemukan masalah, bahkan para relawan merasa lebih nyaman usai penyuntikan vaksin Nusantara.

Baca Juga: Inilah Cerita Anak Tukang Bakso yang Sukses Jadi Prajurit TNI AD

"Perbedaannya vaksin Nusantara karena sel dendritik itu tidak terjadi inflamasi (kejadian ikutan pasca-imunisasi), sementara vaksin yang konvensional ini akan terjadi inflamasi," katanya.

Nidom mengatakan vaksin berbasis inactivated virus maupun mRNA yang kini umum digunakan sejumlah produsen vaksin COVID-19 memiliki perbedaan mekanisme kerja dengan sel dendritik yang dimiliki vaksin Nusantara.

"Inflamasi tergantung merembetnya kemana, sementara kalau sel dendritik tidak menimbulkan inflamasi, bahkan dia akan merendahkan inflamasi yang komorbid (penyakit bawaan)," katanya.

Baca Juga: KPK Minta Maksimalkan Data Kependudukan dalam Penyaluran Bansos Agar Tak Terjadi Kerugian Negara

Nidom mengatakan vaksin Nusantara juga relatif aman bagi orang-orang yang sedang komorbid berdasarkan testimoni dari sejumlah relawan seperti mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah hingga mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. "Komorbidnya malah mengalami pengurangan beban," katanya.*

Tags

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB