HARIAN MERAPI - Partai Golkar memasang target 20 persen perolehan suara pada Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2024. Meungkinkah hal itu bisa dicapai?
Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) R. Siti Zuhro menyatakan hal itu mungkin saja, meski tidak mudah.
"Yang jelas dalam politik tidak ada yang tidak mungkin," jelas sosok yang menyandang gelar profesor itu di Jakarta, Senin (26/12/2022).
Baca Juga: Rekonstruksi pembunuhan seorang pengusaha, tersangka peragakan 43 adegan
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membeberkan target yang harus dilakukan seluruh kader partai berlambang pohon beringin untuk meraih kemenangan di Pemilu 2024, yaitu Pileg, Pilpres, dan Pilkada Serentak tahun 2024.
"Yang paling penting untuk menenangkan Golkar di Pileg, Pilkada ke depannya. Targetnya, jelas di DPR RI target 20 persen atau 115 kursi," tegas Airlangga.
Menurut Zuhro, Golkar perlu melakukan evaluasi secara utuh untuk menentukan apakah target 20% di Pileg 2024 bisa tercapai atau tidak. Evaluasi diawali dengan perolehan suara Golkar pada Pileg 2019. Saat itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU RI) menetapkan partai berlambang beringin itu memperoleh 12,31 persen.
Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin dijadwalkan resmikan PLUT KUMKM di Tuntang Kabupaten Semarang
"Kedua, kualitas caleg yang ditawarkan. Ketiga, program-program yang menarik yang ditawarkan Golkar. Keempat, partai dalam keadaan solid dan promising (menjanjikan) bagi publik. Kelima, caleg disenangi voters (pemilih)," terusnya.
Selanjutnya, barulah partai berlambang beringin itu bisa memproyeksikan perolehan suara pada Pileg 2024 dibandingkan Pileg 2019.
"Pertanyaannya, apakah setelah 5 tahun suara Golkar mampu melompat mencapai 20%?" ujarnya.
Zuhro menambahkan selama soliditas internal partai terjaga, partai tersebut berpeluang besar tidak mendapati sandungan besar yang bisa menganggu kerja-kerja politik untuk mencapai target.
Baca Juga: Sebuah rumah roboh akibat hujan deras dan diterjang angin kencang
"Prinsipnya selama partai tak mengalami konflik atau perpecahan dan tindakan melanggar hukum seperti kasus korupsi, maka bisa diprediksikan ke depan tidak mengundang masalah," lanjutnya.
Zuhro juga menegaskan keabsahan partai politik dalam menentukan target. Hal itu berguna untuk memompa semangat dan kinerja mesin politik partai.