nasional

Pengungkapan kasus kematian Brigadir J, Krominolog : Kuncinya adalah keterbukaan informasi

Rabu, 27 Juli 2022 | 21:30 WIB
Sejumlah orang mengangkat peti jenazah almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J saat pembongkaran makam di Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu (27/7/2022). (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

JAKARTA, harianmerapi.com - Pengungkapan kasus kematian Brigadir J ibarat bermain 'puzzle', semuanya harus dikumpulkan dulu.

Oleh karenanya, masyarakat diminta untuk bersabar dan menunggu Tim Khusus mengungkap teka-teki terkait kasus ini.

“Idealnya, puzzle-nya ngumpul dulu baru kemudian bisa dijelaskan,” kata Kriminolog dari Universitas Indonesia Kisnu Widagso dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (27/7/2022).

Baca Juga: Kopda Muslimin minta uang ibu mertua, bukan untuk pengobatan tapi untuk bunuh istrinya

Untuk itu publik tidak berspekulasi terkait kejanggalan kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Kejanggalan demi kejanggalan yang menjadi sorotan publik, menurut Kisnu, diakibatkan asumsi yang terbentuk ketika kepingan "puzzle" masih belum lengkap.

Oleh karena itu, ia meminta kepada publik untuk menunggu Tim Khusus yang dibentuk Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk melengkapi kepingan "puzzle" tersebut.

Kuncinya, kata Kisnu, sebenarnya keterbukaan informasi. Menurut dia, untuk melengkapi sebuah "puzzle", terdapat informasi yang bisa diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya korban, saksi, dan bukti lainnya.

Baca Juga: Kenali penyakit cacar monyet, yang sudah ditemukan di 75 negara

“Lalu digital evidence (bukti/jejak digital). Digital evidence apakah CCTV doang? CCTV di luar rumah itu kan hanya menentukan bahwa si A ada di situ,” ucapnya menjelaskan.

Selain itu, Kisnu menyebut ponsel dari para yang diduga terlibat dalam kasus ini juga diperiksa oleh ahlinya. Tindakan ini bertujuan untuk memeriksa call data record, pertukaran pesan, dan lainnya. Namun, kata dia, belum tentu langkah tersebut bisa memudahkan untuk memberikan penjelasan.

“Ya tentu saja belum, karena data itu hanya menunjukkan telah terjadi komunikasi antara jam sekian sampai jam sekian, kemudian tidak terjadi komunikasi lagi jam sekian,” ucapnya.

Di samping itu, Kisnu mengingatkan publik jangan beranggapan bahwa setiap orang yang meninggal dalam kasus kejahatan itu merupakan korban.

Baca Juga: Misteri bangunan tua yang setiap malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon selalu digelar gugur gunung

“Luckenbill bilang, biasanya kekerasan itu ada trigger, ada yang memulai, ada yang melemparkan simbol, dan ada yang men-trigger munculnya simbol,” katanya.

Halaman:

Tags

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB