TEMANGGUNG, harianmerapi.com - Petani kopi di Dusun Sigran Desa Kemiri Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung menggelar tradisi sadranan di makam pepunden setempat, satu hari menjelang Ramadhan, Jumat (1/4/2022).
Berdoa di makam Kiai Sumo Wijoyo dan Kiai Pencuk yang berada tidak jauh dari pemukiman warga menandai tradisi tersebut.
Tidak hanya umat muslim, mereka yang ikut tradisi juga dari agama lain dan penghayat kepercayaan. Mereka rukun dan damai hidup berdampingan.
Baca Juga: Pasangan Suami Istri Nakes dan TNI Asal Pati Tewas Dibunuh KKB di Papua
Doa dipimpin oleh tokoh agama setempat dan diamini oleh segenap warga. Tidak lupa petuah disampaikan dari tokoh agama berupa pesan hidup bergotong royong, mengedepankan toleransi dari perbedaan yang ada, dan saling membantu antar warga baik dalam susah dan senang.
Kadus Sigran Khoirun Isnaeni mengatakan rangkaian tradisi sadranan di antaranya membaca Al Quran, tahlil dan berdoa bersama.
"Usai berdoa kami makan bersama, mengkonsumsi makanan yang dibawa dari rumah. Makan untuk menunjukkan kebersamaan," kata dia.
Dia mengatakan kerukunan, kebersamaan, gotong royong adalah kekuatan dari warga petani. Warga tidak bisa dipecah belah oleh kekuatan yang menghancurkan.
"Kami gelar sadranan sebagai persiapan bulan Ramadhan yakni mensucikan hati dan pikiran untuk bersiap giat beribadah," kata dia.
Pada sadranan ini, disampaikannya warga berdoa dan mendoakan leluhur dan orang tua yang telah meninggal.
Baca Juga: Konsumsi Solar Subsidi Naik, Pertamina Jamin Stok di Jateng-DIY Aman
Selain itu yang penting adalah saling meminta maaf antar warga sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Seorang warga, Asih mengatakan sadranan merupakan tradisi warga dari zaman nenek moyang dahulu.