yogyakarta

Berkaca dari Pandemi Covid-19, Investasi Penanggulangan TBC Harus Ditingkatkan untuk Eliminasi 2030

Kamis, 31 Maret 2022 | 08:00 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) dalam G20 Side Event Tuberkulosis di Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (29/3/2022). (ANTARA/Zubi Mahrofi)

Negara G20 diharapkan akan menciptakan peluang untuk mendiskusikan lebih lanjut aspek-aspek teknis pendekatan “Airborne Infection Defense Approach” guna mengatasi penyakit menular pernafasan lainnya.

Baca Juga: Muncul Desakan Tarik Piala Oscar Will Smith Usai Insiden Penamparan, Jada Pinkett Smith: Waktunya Healing

Untuk mencegah pandemi di masa akan datang, DR. dr. Erlina Burhan, MSc, Sp.P(K), Pulmonologist dan Dewan Stop TB Partnership Indonesia merasa perlu untuk meningkatkan pengelolaan kesehatan masyarakat yang ketat serta meningkatkan pola hidup bersih dan sehat, meningkatkan infrastruktur kesehatan dan surveilans untuk memprediksi pandemi lainnya, industri farmasi perlu fokus memunculkan inovasi yang kompetitif, penelitian, penemuan obat-obatan yang efektif dan ramah.

“Kita perlu meningkatkan kolaborasi untuk mewujudkan upaya 3T yang massive ini sebagaimana dilakukan pada COVID-19, bayangkan saja vaksin covid hanya ditemukan dalam waktu 1 tahun, sementara TBC vaksin masih sangat lambat, selama 94 tahun belum ada penemuan vaksin baru,” ujar dr. Erlina.

Anggota Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH, Ph.D., mengajak semua pihak untuk menemukan pendekatan inovatif dan juga menerjemahkan komitmen politik serta menemukan benchmark kepemimpinan yang dapat membantu kita kembali kepada jalur penanggulangan TBC.

Baca Juga: 3 Tanaman Ini Miliki Bagian Bunga Berkhasiat, Salah Satunya Bunga Soka Sebagai Musuh Hipertensi

Prof Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI menyampaikan tujuh hal untuk mengatasi kekurangan dana global penanggulangan TBC dunia, di antaranya perlunya meningkatkan anggaran TBC sampai empat kali lipat termasuk anggaran domestik masing-masing negara dengan advokasi dan komitmen politik, dan menggali kemungkinan peran sektor swasta dan filantropi.

Terlepas dari komitmen tingkat tinggi ini, investasi penanggulangan TBC saat ini ($5,3 miliar pada 2020) masih kurang dari setengah dari $13 miliar yang diperkirakan diperlukan setiap tahun untuk mencapai target global yang ditetapkan oleh strategi END TB dan pertemuan tingkat tinggi PBB tentang TBC.

Tahun 2020, pengeluaran global untuk layanan TBC turun untuk pertama kalinya sejak 2016, menjadi US$ 5,3 miliar (turun 8,7% antara 2019 dan 2020). Jika dunia tidak memenuhi END TB secara global akan terjadi 31,8 juta kematian TBC dan kerugian $ 18,5 triliun selama periode 2020-2050.

Baca Juga: Legislator PKS Desak Pemerintah Kejar Perusahaan yang Belum Daftar Penyedia Minyak Goreng Curah

TBC telah ada sejak 140 tahun lalu, namun kurangnya sumber daya dan solidaritas global dalam mencegah dan menanggulangi penyakit ini menjadikannya pembunuh menular teratas kedua di dunia yang merenggut hampir 4.100 nyawa sehari: Ini adalah pembunuh utama orang dengan HIV dan kontributor utama kematian terkait resistensi antimikroba. Sekitar 1,5 juta orang meninggal karena TBC pada tahun 2020 (termasuk 215.000 di antara orang HIV-positif).

Walaupun semua upaya yang saat ini tersedia belum dapat memenuhi target End TB di tahun 2030 dan akan menambah tingkat morbiditas dan mortalitas yang seharusnya dapat dicegah. Maka dari itu, meningkatkan investasi dalam diagnosis pengobatan dan pencegahan TBC sangat penting untuk membangun kesiapsiagaan pandemi di masa depan.

Mengingat peran yang dimainkan negara-negara G20 dalam memimpin respons terhadap tantangan ekonomi dan kesehatan, momentum presidensi Indonesia, sebagai salah satu negara dengan beban penyakit TBC tertinggi di dunia, memimpin diskusi mengenai peningkatan pendanaan TBC dinilai strategis untuk mempertanggungjawabkan komitmen pemimpin negara G20.

Selama dua hari, acara side event ini terbagi menjadi 4 sesi dengan total 29 pembicara dari berbagai organisasi dan institusi global dan nasional.*

Halaman:

Tags

Terkini