FLORES,harianmerapi.com - BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk sejumlah daerah di provinsi NTT, NTB, Sulawesi Utara hingga Maluku menyusul gempa di 112 kilometer barat laut Larantuka NTT dengan kedalaman 12 kilometer. Warga di Kota Flores berlarian ke atas bukit dan klakson mobil bersahutan.
Dalam akun instagram @labuanbanbajo_news_information, pada Selasa (14/12/2021) terlihat klakson mobil saling bersahutan sementara warga berlari.
Mereka berusaha mencapai tempat yang lebih tinggi menggunakan mobil pribadi, angkutan kota hingga motor. Tak sedikit pula yang berlarian kecil. Klakson bersahutan menandakan warga tak sabar ingin segera sampai di lokasi yang kebih tinggi.
"Situasi pasca gempa di berapa kota di bagian timur pulau flores," demikian bunyi caption di postingan itu.
Sementara di video kedua, terlihat warga berlarian menuju bukit di ujung kota. Seorang warga merekam kepanikan itu di dalam mobil dan klakson terdengar. Sementara teriakan warga juga terdengar. "Warga lari semua, lari ke atas bukit," ujar perekam video itu.
Seperti diketahui, dilihat dari akun instagram BMKG pada Selasa (14/12/2201), tercatat ada 21 wilayah yang kini berstatus siaga peringatan dini tsunami dan tujuh berstatus waspada.
Menurut BMKG, wilayah Selayar (SULSEL), Pulau Ende (NTT) , Flotes Timir bagian Utara (NTT) - Pulau Sikka (NTT), Sikak bagian utara(NTT) , Ende bagian utara(NTT), Pulau Lembata (NTT) Flores Timur (NTT) , Manggarai utara (NTT) , Ngada utara (NTT) , Lembata utara (NTT) , Buton (SULTRA), Alor Utara (NTT) dan Bombana (SULTRA) dalam status siaga tsunami.
Sementara Manggarai barat bagian utara (NTT) , Wakatobi (SULTRA), Bima Pulau Gili (NTB)
Maluku Tenggara Barat (MALUKU) , Dompu utara (NTB) , Bulukumba (SULSEL) dan Kendari Pulau Watumulanggo (SULTRA) berstatus waspada tsunami.
Baca Juga: Info Gempa Terkini Di Dekat Larantuka NTT: BMKG Sebut Berpotensi Tsunami
"Wilayah dalam status siaga, pemerintah daerah wajib mengarahkan warga untuk evakuasi sementara untuk wilayah waspada, pemerintah daerah harus segera mengarahkan warga menjauhi pantai dna tepian sungai," ujar pernyataan resmi BMKG.*