nasional

BNN: Stigma negatif menjadi alat bagi bandar narkoba untuk menakuti para pengguna narkotika

Selasa, 16 Desember 2025 | 15:45 WIB
Kepala BNN Suyudi Ario Seto (kedua kiri) dalam acara BNN "Goes to School War on Drugs for Humanity" di SMPN 70 Jakarta Pusat, Selasa (16/12/2025). (ANTARA/Muhammad Rizki)

HARIAN MERAPI - Jangan menilai negatif pengguna narkoba melalui stigma-stigma buruk, dan mendorong masyarakat untuk lebih peduli dalam pencegahan kasus narkoba.

Hal itu dikatakan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Suyudi Ario Seto dalam acara BNN Goes to School War on Drugs for Humanity di SMPN 70 Jakarta Pusat, Selasa (16/12/2025).

"Jadi ini pekerjaan rumah (PR) buat kita semua, PR buat saya, bagaimana kita berpikir untuk bisa merehabilitasi, banyak stigma-stigma negatif yang selalu menyasar kepada para pengguna,. Yang sesungguhnya para pengguna ini adalah korban yang seharusnya kita kirim mereka, kita ajak mereka untuk sembuh," katanya seperti dilansir Antara.

Stigma-stigma yang timbul, menurut Suyudi, begitu beragam dan menyulitkan pemulihan yang berdampak bagi pengguna itu sendiri. Salah satu sebutan yang sering dilekatkan ialah musuh masyarakat.

"Tetapi karena stigma-stigma yang negatif yang selalu disebar, diglorifikasi ke masyarakat bahwa pengguna narkoba ini adalah aib, musuh masyarakat, atau masyarakat kelas dua yang harus disingkirkan," ungkapnya.

Baca Juga: Yaqut penuhi panggilan kedua KPK dalam kasus kuota haji

Menurut Suyudi, stigma-stigma negatif tersebut menjadi alat bagi bandar narkoba untuk menakuti para pengguna narkotika. Hal itu juga sudah menjadi pola jahat yang sengaja dirancang untuk penyebaran narkoba yang lebih luas.

“Inilah pola bandar. Pola jahat mereka untuk sengaja menakuti atau membuat fear, ketakutan orang. Masuk ke rehabilitasi sama saja bagi mereka, penjara. rehabilitasi adalah tempat penghukuman. Ini sengaja diglorifikasi oleh mereka, supaya apa? Supaya orang tidak mau. Supaya barangnya laku terus. Inilah cara atau strategi bandar. Jadi kita jangan terkecoh," ucapnya.

Selain itu, Suyudi mengungkapkan bahwa 1,73 persen atau 3,3 juta dari 270 juta warga Indonesia telah terpapar narkoba. Jumlah tersebut tidaklah sedikit dan menjadi tantangan yang besar.

Menurutnya, kesulitan untuk melakukan pencegahan dan penanganan bisa ditangani dengan memberikan edukasi dan mendorong literasi anak-anak yang masih bersekolah sehingga bisa meningkatkan kualitas pencegahan sejak dini.

"BNN Indonesia semangatnya bukan hanya pemberantasan atau penindakan, tetapi justru yang lebih mulia adalah bagaimana kita melakukan upaya pencegahan dari hulunya. Tentunya seperti itu, seperti apa yang kita lakukan hari ini, saya datang ke sini melakukan edukasi dan literasi kepada anak-anak. Semua ini adalah bagian yang sangat penting," ucapnya.(*)

Tags

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB