“Bullying bukan sekadar salah orang tua, sekolah juga bertanggung jawab karena sepertiga waktu anak-anak berada di sekolah,” tegas Dance.
Ia menyoroti pentingnya kejujuran sebagai faktor kunci kesuksesan dan mempertanyakan kesiapan sekolah formal dalam menanamkan nilai tersebut.
Menurutnya, dalam konstruksi pendidikan, kejujuran berada pada posisi pertama, disusul disiplin dan kerja keras.
Dance menutup dengan mengingatkan pepatah, “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari,” sebagai penegasan bahwa guru harus menjadi teladan utama dalam pembentukan karakter siswa.
Baca Juga: Jaga kelancaran mobilitas masyarakat selama Natal dan Tahun Baru, Pertamina siagakan 7.885 SPBU
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Muh Nasiruddin, menjelaskan bahwa kampanye anti bullying digelar karena adanya penurunan karakter siswa akibat pengaruh lingkungan, media sosial, pergaulan, minim pengawasan, serta pola asuh yang kurang tepat.
“Kami berharap dengan adanya kampanye anti bullying ini, lahir generasi muda yang handal dan mampu menjadi pionir pembangunan menuju generasi emas tahun 2045,” kata Nasiruddin. *