HARIAN MERAPI - Visi besar atau target pemerintah Indonesia untuk menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia pada 2045 mendatang, penting didukung berbagai pihak.
Petani secara individu maupun yang tergabung di suatu kelompok tani, mempunyai andil tak kecil guna mencapai target tersebut. Jenis tanaman pangan yang dibudidayakan seperti padi, jagung, cabai, bawang merah dan lainnya.
Hal tersebut seperti diungkap Penasihat Kelompok Tani Ngudi Makmur 2 Gancahan V dan VI Godean Sleman, Jumeni, baru-baru ini. Ia pun berharap, suatu saat Indonesia bisa menjadi Lumbung Pangan Dunia.
“Dengan didukung berbagai pihak dan faktor, Indonesia akan dapat mencapai target sebagai Lumbung Pangan Dunia pada 2045 mendatang. Apalagi Indonesia memiliki potensi besar untuk terus meningkatkan produksi pertanian,” tegasnya.
Baca Juga: Indonesia gagal lolos ke Piala Dunia 2026, begini penjelasan Patrick Kluivert
Ia pun merasa salut, baik petani secara individu maupun berkelompok terus bersemangat dalam budidaya tanaman pangan dengan sebaik mungkin, meski kadang menemui sejumlah kendala.
Suatu keuntungan tersendiri pula, sebutnya, jika bergabung dengan suatu kelompok tani, sehingga ketika menghadapi kendala dapat dimusyawarahkan maupun dihadapi bersama.
Hal senada diungkap Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur 2 Gancahan V dan VI, Rumiyadi. Sehingga, saat ada pertemuan rutin kelompok, biasa dibahas/musyawarah kendala yang dihadapi saat budidaya tanaman pangan, misalnya padi dan jagung.
Khususnya, kelompok ternak sebagai sub Kelompok Tani Ngudi Makmur 2 biasa bermitra dengan perusahaan saat budidaya tanaman jagung. Sinerginya mulai dari persiapan lahan, benih yang digunakan sampai hasil panen.
Baca Juga: Indonesia gagal ke PIala Dunia 2026, puluhan ribu orang serukan 'KluivertOut'
“Adanya program kemitraan dengan perusahaan juga sangat membantu para petani. Mulai tahap awal persiapan budidaya, perawatan tanaman hingga menangani hasil panenan jagung, juga kami bahas setiap pertemuan kelompok tani,” jelas Rumi.
Ditambahkan, saat pertemuan rutin kelompok tani setempat ada pula arisan, setoran dana sosial dan tabungan. Tempat pertemuan bergantian. Biasa pula dihadiri pihak dari perusahaan mitra.
Sebagai contoh untuk budidaya tanaman jagung, misalnya menghadirkan Bagus Putranto BA, yakni salah satu Field Agronomis/Petugas Lapang dari PT Syngenta Seeds Indonesia.
Menurut Bagus, segenap pengurus dan anggota Kelompok Tani Ngudi Makmur 2 Gancahan V dan VI bisa kompak, bersemangat maju, rajin ke sawah serta melaksanakan budidaya tanaman dengan sebaik mungkin.
Termasuk ketika budidaya jagung bermitra dengan Syngenta, semua tahapan termasuk perawatan tanaman bisa sesuai prosedur yang ditetapkan Syngenta.