HARIAN MERAPI-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mencari sumber dana untuk merealisasikan program sumur dalam di semua wilayah kekeringan. Kebutuhan biaya pembangunan yang besar membuat sumber dana tidak hanya mengandalkan APBD Kabupaten Sukoharjo saja, tapi juga CSR lembaga atau donatur.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Sabtu (20/9) mengatakan, BPBD Sukoharjo saat ini sedang melakukan pemetaan wilayah kekeringan dan berdampak pada kondisi warga kekurangan air bersih saat cuaca panas musim kemarau. BPBD Sukoharjo sekarang juga melaksanakan program sumur dalam yang akan menyasar wilayah kekeringan tersebut untuk mengatasi masalah warga dengan menyediakan pemenuhan kebutuhan air bersih.
Dalam pemetaan diketahui wilayah kekeringan sering terjadi dibeberapa desa di Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Ketiga kecamatan tersebut secara geografis memiliki karakteristik perbukitan kering dan sering berdampak pada warga kekurangan air bersih saat cuaca panas musim kemarau.
BPBD Sukoharjo dalam melakukan pemetaan juga sekaligus mencari titik tempat sebagai lokasi pembangunan sumur dalam. Kegiatan tersebut dilakukan dengan melibatkan dinas terkait, pemerintah desa, pemerintah kecamatan dan warga masyarakat setempat.
Keterlibatan mereka dilakukan untuk memastikan titik sumur dalam yang tepat. Terpenting juga agar proses pembangunan juga mendapat persetujuan warga masyarakat. Sebab titik tempat pembangunan sumur dalam dimungkinkan bisa menggunakan lahan miliki pemerintah, instansi atau warga.
Faktor penting lainnya terkait penentuan titik tempat pembangunan sumur dalam harus dekat dan mempermudah akses bagi warga mendapat air bersih saat kondisi kekeringan. Letak sumur dalam yang jauh akan mempersulit akses warga dan berdampak pada keluhan.
"Dalam pemetaan dan program tersebut juga disiapkan upaya mencari sumber dana untuk pembangunan sumur dalam. Sebab kebutuhan biaya pembangunan sangat besar. Apalagi sumur dalam yang dibutuhkan tidak hanya satu tapi ada beberapa dan sedang kami petakan di wilayah kekeringan," ujarnya.
Sumber dana pembangunan sumur dalam untuk wilayah kekeringan berasal dari APBD Kabupaten Sukoharjo. Selain itu juga mengandalkan bantuan anggaran pemerintah pusat dan provinsi. "Termasuk kami mencari sumber dana dari CSR lembaga atau instansi termasuk donatur. Sebab sudah ada beberapa sumur dalam dibangun menggunakan dana bantuan dari sana," lanjutnya.
BPBD Sukoharjo menegaskan, pembangunan sumur dalam sepenuhnya digunakan warga masyarakat di wilayah kekeringan. Artinya air bersih yang ada dimanfaatkan secara gratis untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sosial, tempat ibadah, fasilitas umum masyarakat dan lainnya.
"Sumur dalam yang sudah terbangun dan yang akan dibangun nanti tetap membutuhkan perawatan. Ini dilakukan bersama pemerintah desa dan warga masyarakat setempat. Tetap harus dirawat dan jangan dibiarkan mangkrak dan rusak," lanjutnya.*