"Dari data yang ada, musim kemarau di Cilacap tahun ini hanya terjadi satu hingga dua bulan, itu pun curah hujannya masih masuk kategori di atas normal," katanya.
Baca Juga: Begini cara pemerintah meredam massa
Ia mengatakan data BMKG mencatat curah hujan di sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap, antara lain Kecamatan Cilacap Tengah pada Juni 281 mm, Juli 67 mm, Agustus 309 mm. Kemudian Kecamatan Sidareja pada Juni 246 mm, Juli 71 mm, Agustus 324 mm.
Selain itu Kecamatan Kroya pada Juni 143 mm, Juli 93 mm, Agustus 336 mm; serta Kecamatan Dayeuhluhur Juni 375 mm, Juli 147 mm, Agustus 538 mm.
Menurut dia, fenomena itu dipengaruhi gangguan cuaca skala mingguan seperti sirkulasi siklonik, Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, Rossby Ekuator, serta kelembapan lokal yang masih cukup tinggi.
"Fenomena tersebut juga berdampak terhadap kondisi cuaca selama musim kemarau di kabupaten lain sekitar Cilacap. Pada pertengahan hingga akhir September 2025, Cilacap dan sekitarnya diprakirakan segera memasuki masa peralihan dari kemarau ke musim hujan," kata Teguh.(*)