HARIAN MERAPI - Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya Gunung Merapi.
Hasil pengamatan Kamis dari jam 00.00 hingga 06.00 WIB, Gunung Merapi mengalami 16 kali gempa guguran dengan amplitudo 48 mm dan lama gempa 76.5-175.76 detik.
Gempa Hybrid/ Fase Banyak terjadi 22 dengan amplitudo 7-25 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 12.76-19.52 detik.
Baca Juga: Puncak Penghargaan JNE Content Competition 2025, Jaring 3.952 Karya dari Empat Kategori Lomba
Demikian Badan Geologi menyampaikan sebagaimana dalam laporan untuk Kamis periode 00.00 hingga 06.00 wib.
Petugas pemantau Tri Mujiyanta dalam laporan menuliskan teramati 8 kali guguran lava ke arah Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 1700 meter.
Sepanjang dini hari hingga Kamis pagi Gunung api tertutup Kabut 0-I. Asap kawah nihil. Cuaca berawan, angin tenang ke arah barat.
Secara klimatologi cuaca berawan, angin tenang ke arah barat. Suhu udara sekitar 16.9-18.1°C. Kelembaban 88-92.4%. Tekanan udara 874.3-917.2 mmHg.
Disampaikan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Baca Juga: Tabrak Pemotor hingga Tewas, Pengemudi Fortuner yang Terpengaruh Pil Koplo Divonis 6 Tahun Penjara
Sedangkan di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sementara lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Disampaikan Mujiyanta data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Dikatakan pula masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Baca Juga: Kembangkan Kawasan Agrowisata Bukit Dermo, Pemkab Bantul Alokasikan Rp1,5 Miliar