HARIAN MERAPI- Data Kementerian Sosial RI pada 2024 mencatat, hanya 450 ribu anak (1,2%) yang diasuh di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).
Sedangkan 98,8% atau sekitar 3,98 juta anak diasuh oleh keluarga miskin. Hal seperti ini menjadi dasar bagi Muhammadiyah untuk memperkuat orientasi pengasuhan berbasis keluarga dan komunitas.
Demikian ditegaskan Ketua Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) PP Muhammadiyah, Mariman Darto saat Rakernas ke-II MPKS PP Muhammadiyah dan Silatnas AUMSos di Depok, Jawa Barat.
Baca Juga: Kelemahan-kelemahan manusia dan cara mengatasinya
Kegiatan yang diselenggarakan, Kamis-Sabtu (26-28/6/2025) tersebut diprakarsai MPKS PP Muhammadiyah bersama Lembaga Kesejahteraan Sosial Muhammadiyah ‘Aisyiyah (LKSMA).
Selain itu Mariman juga menegaskan, Rakernas II MPKS dan Silatnas AUMSos tersebut menjadi peneguhan semangat untuk menjadikan asuhan keluarga dan komunitas sebagai strategi pembinaan pada anak-anak yatim-piatu.
“Rakernas dan Silatnas tahun ini pun tidak hanya menjadi ruang refleksi, namun juga menjadi titik tolak aksi bersama yang lebih konkret dan strategis,” tandasnya.
Adapun tema kegiatan yang diusung, yakni Transformasi Amal Usaha Sosial Muhammadiyah dalam Penguatan Isu Keluarga dan Komunitas. Kisaran 250 peserta hadir mengikuti antara lain dari unsur MPKS, pimpinan LKSMA se-Indonesia dan simpatisan Muhammadiyah- ‘Aisyiyah.
Sementara itu, Jasra Putra sebagai Wakil Ketua MPKS PP Muhammadiyah menjelaskan, semangat menyambut tahun baru Islam atau Hijriah (1447 H) menjadi suatu momentum penting.
Antara lain, untuk menyegarkan kembali organisasi melalui para penggerak Al Maun, agar kebijakan Muhammadiyah-‘Aisyiyah terus melakukan afirmasi dan memajukan upaya untuk kesejahteraan sosial umat yang inklusi.
“Kami berharap transformasi layanan Muhammadiyah-‘Aisyiyah dan praktik baiknya dapat membuat ruang inklusi bagi siapa saja yang membutuhkan layanan kami,” tegasnya.
Ditambahkan, banyak generasi kita yang kurang memiliki life sosial skill, yang kedepannya akan berdampak multi dimensi ataupun menjadi, tantangan di era digital.
Baca Juga: Perhutani Kedu Utara kembangkan Kopi Yellow Caturra di Temanggung
Akibatnya pula jurang antar generasi semakim besar dan hal seperti ini yang harus direkayasa atau dicari solusi bersama. Sehingga, Muhammadiyah-‘Aisyiyah melakukan transformasi layanan sosialnya.