HARIAN MERAPI - Petani kopi yang tergabung di Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Warna Asri di Desa Kertosari Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung menggelar tradisi 'Wiwit Panen Kopi', Rabu (18/6)
Panen terasa istimewa dengan dihadiri Bupati Temanggung Agus Setiawan, Kepala Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara Maria Indah Ambarwati, perwakilan dari PT Bank BNI dan PT Pupuk Kaltim.
Gelaran wiwit panen kopi dimulai dengan di araknya gunungan yang terbuat dari biji kopi merah dan sejumlah tumpeng lain dari desa menuju ke lahan kopi yang berjarak 1 kilometer dari pemukiman. Jalan yang becek sisa dari hujan semalam, tidak menyurutkan petani dan warga untuk mengikuti gelaran yang penuh makna tersebut.
Sebagai tradisi sebelum, ritual inti dimulai digelar kesenian kuda lumping dan Bupati Temanggung Agus Setyawan turut menari bersama para seniman dari petani kopi. Agus Setiawan memetik kopi merah diikuti sejumlah pejabat yang lain.
Agus Setyawan mengapresiasi kerja sama yang baik antara PT Perhutani, Perbankan dan PT Pupuk Kaltim. Pemkab mendorong kerjasama lintas sektoral yang sudah ada dan nanti sebagai percontohan untuk diterapkan di desa-desa lain yang dekat dengan lahan Perhutani untuk budidaya kopi.
"Di Temanggung sudah terbentuk sekitar 80-an lebih LMDH, pola yang ada di Desa Kertosari bisa diterapkan di desa-desa lain yang dekat dengan hutan milik perhutani," kata dia sembari menyampaikan apalagi di Desa Kertosari petani sudah menggunakan pupuk non bersubsidi.
Baca Juga: Gembleng Barista Lewat Coffee Academy, Mahasiswa Instiper Tak Tergoda Ngopi di Luar Kampus
Dia berharap para petani bisa menerapkan panen petik merah dan memproses sesuai dengan prosedur untuk mempertahankan kualitas kopi Temanggung yang terkenal baik. "Jangan hijau atos, atau hijau keras, sebab kualitas kopi yang dihasilkan akan rendah," jelasnya.
Dikemukakan kopi Temanggung terkenal berkualitas, sayangnya branding kopi Temanggung masih belum terlihat di kota-kota besar, disana yang ada seperti kopi lampung dan gayo. Padahal kopi dari Temanggung banyak dibeli daerah lain dan kemudian di branding daerah tersebut.
"Kita akan mencoba menguatkan branding kopi Temanggung. Temanggung mempunyai kualitas kopi yang baik seperti arabika dan robusta yang sangat luar biasa," ujarnya.
Baca Juga: Siswa TK di Wates Diduga Keracunan MBG, Puskesmas Ambil Sampel Makanan
Kepala KPH Kedu Utara Maria Indah Ambarwati mengatakan kawasan hutan di area KPH Kedu Utara di Temanggung seluas 13 ribu hektar dan 46% adalah kawasan lindung yang berada di Gunung Sumbing Sindoro dan Perahu, sementara sebagian lain di daerah rendah seperti di Kecamatan Bejen, Jumo dan Candiroto, yang ditanami kopi.
Dia berharap petani-petani lain di dekat Perhutani untuk dapat mencontoh seperti yang diterapkan di Jumo, yakni dengan ditanami kopi, sebab tanaman kopi turut menjaga kelestarian hutan. "Kami berharap bupati mendorong daerah-daerah untuk menanam kopi,"kata dia.
Regional CEO Wilayah 17 Yogyakarta Ariyanto Soewondo Geni mengatakan BNI telah menyalurkan dana sekitar Rp 15 miliar untuk permodalan kopi di Desa Kertosari. Dari jumlah itu untuk 127 debitur dengan total Rp 8 miliar sudah lunas. Sementara Rp 7 miliar saat ini sedang dalam proses pengangsuran, tapi selama ini tidak ada kendala dalam mengatur alias lancar," kata dia. *