internasional

Ketegangan Meningkat Imbas Tarif Resiprokal, China dan AS Bakal Berunding di Jenewa

Kamis, 8 Mei 2025 | 21:00 WIB
Presiden China, Xi Jinping (kiri) dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kanan). (Instagram.com / @realdonaldtrump - @xi.jinping_cn)

HARIAN MERAPI - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terkait kebijakan tarif balasan atau resiprokal Presiden AS, Donald Trump, kian menuai sorotan publik internasional.

Sebelumnya, Presiden China, Xi Jinping membalas Tarif Trump yang membuat ketegangan meningkat. Hal itu menyebabkan bea masuk impor barang antara AS-China melonjak melampaui 100 persen.

Terkini, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Scott Bessent dan kepala negosiator perdagangan Jamieson Greer akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng di Jenewa, Swiss akhir pekan ini.

Baca Juga: Polisi Amankan Tiga Pelaku Penganiayaan Driver Ojek Online di Bundaran UGM, Ini Motifnya

Dilansir dari Reuters, Bessent menuturkan pertemuan itu akan membicarakan langkah pertama menuju penyelesaian perang dagang yang mengganggu ekonomi global.

Bessent juga menyebut, pertemuan pihaknya dengan negosiator China akan membahas pengurangan tarif yang lebih luas.

"Menurut saya ini akan menjadi de-eskalasi. Kita harus meredakan eskalasi sebelum kita dapat bergerak maju," kata Bessent di AS, pada Rabu, 7 Mei 2025.

Pembicaraan juga akan mencakup bea masuk atas produk-produk tertentu yang masuk dari China ke AS.

Baca Juga: Remaja Tewas Tenggelam Ditemukan 10 Kilometer dari Lokasi Awal, Ini Kronologinya

Kontrol ekspor dan keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri pengecualian 'de minimis' atas impor bernilai rendah.

Di sisi lain, juru bicara Kementerian Perdagangan China kemudian mengonfirmasi pihaknya telah setuju untuk bertemu dengan utusan AS.

"Dengan dasar pertimbangan penuh atas ekspektasi global," tutur seorang juru bicara China.

Baca Juga: Kualitas Kredit BRI Semakin Membaik dengan Pencadangan Kuat, NPL Turun dari 3,11% Jadi 2,9%

"Kepentingan China dan daya tarik industri dan konsumen AS, China telah memutuskan untuk melibatkan kembali AS," tungkasnya. *

Tags

Terkini