HARIAN MERAPI - Puluhan kwintal jagung yang berwarna jingga, ungu, merah muda (warna warni) atau yang dalam bahasa latin disebut Zea Mays dari Pati (Jateng), setiap harinya dikirim ke Jakarta.
Jagung warna-warni yang juga dikenal dengan nama jagung pelangi, jagung Indian, atau jagung calico tersebut, dikirim ke sejumlah pasar di ibukota, dengan cara dititipkan ke bagasi bus malam.
Dari pantuan wartawan, jagung varietas berwarna-warni ala pelangi, yang biasa disebut glass gem corn, paling banyak dikirim ke Jakarta dari pos bus AKAP di pertigaan Wedarijaksa Pati.
Keterangan yang dihimpun menyebutkan, jagung cantik glass gem corn tersebut, semula dikembangkan petani Desa Cirumput, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Baca Juga: BRI Dukung Pekerja Migran Indonesia Melalui Jaringan Global dan Solusi Keuangan Inovatif
Kemudian petani di Kecamatan Wedarijaksa dan Trangkil (Pati), mulai ikut menanam. Karena menganggap harga jualnya lebih menguntungkan. Harga per ulir diatas Rp 1500. Dan akhirnya mampu menguasai pasar Jakarta.
Sementara itu, dari luasan 632,6 hektar tanaman jagung biasa (upil) di Kayen, maka Pati diperkirakan akan mampu menghasilkan sebanyak 5000 ton.
"Itu estimasi hasil rata-rata 8 ton per hektar". Demikian diungkapkan Pj bupati Pati, Sujarwanto saat menghadiri kegiatan nasional Penanaman Jagung Serentak 1 Juta Hektar di Desa Brati.
Menurutnya, kontribusi jagung sebagai salahsatu komoditas strategis. Seperti untuk bahan utama pakan ternak.
"Terpenuhinya pakan ternak, mata rantai pasokan protein hewani, seperti daging dan telur, dapat stabil dan harga yang terjangkau," jelasnya.
Ditambahkan Sujarwanto, penanaman jagung, selain meningkatkan hasil pertanian, juga mendukung kelestarian lingkungan di kawasan pegunungan Kendeng. Yakni dengan menjaga pepohonan sebagai penahan banjir dan penguat tanah.
Sedang Kapolresta Pati, Kombes Andhika Bayu Utama menyatakan kegiatan penanaman jagung merupakan langkah strategis untuk mendukung ketahanan pangan nasional. (*)