sleman

Pasbuja Kawi Merapi gelar Lokarya Merawat Mitos Air: Air Harus Dijaga Sebaik Mungkin Agar Tak Tercemar

Sabtu, 17 Agustus 2024 | 15:44 WIB
Suasana pelaksanaan Lokarya Merawat Mitos Air yang diprakarsai Pasbuja Kawi Merapi. (Foto: Sulistyanto)


HARIAN MERAPI- Meski sebagian pengurus dan anggota Paguyuban Sastra Budaya Jawa (Pasbuja) Kawi Merapi, Sleman disibukkan dengan kegiatan terkait HUT ke-79 Kemerdekaan RI, namun tak mengurangi semangat menggelar acara bermakna.

Seperti halnya, Jumat (16/8/2024), Pasbuja Kawi Merapi menggelar Lokakarya Merawat Mitor Air di komplek kuliner Kopi Kebul Ndeso kawasan Umbulmartani Ngemplak Sleman.
Sebagai narasumber lokakarya terdiri dari Budi Sardjono (Pasbuja Kawi Merapi), Wedana Suraksa Harga Asihana (Juru Kunci Gunung Merapi), Julianto Ibrahim (Fakultas Ilmu Budaya, UGM) dan Nindito Setyono (perwakilan komunitas sungai Sleman).

Budi Sardjono yang biasa pula disapa Budsar memaparkan, perlunya kita menghidupkan mitos-mitos yang berkaitan dengan sumber-sumber air, termasuk aliran sungai di berbagai tempat.
“Karena misi mitos tersebut mengajak kita untuk menjaga dan melestarikan ciptaan Tuhan berupa sumber air, juga tak semena-mena dengan sumber air. Tanpa air manusia bisa musnah,” ungkapnya.

Salah satu pendiri Pasbuja Kawi Merapi ini menegaskan pula, ia pernah membuat karya sastra novel (trilogi novel): Prau Layar ing Kali Progo, Prau Layar ing Kali Opak,dan Prau Layar ing Kali Code, bagian dari perannya merawat mitos air.

Baca Juga: Puluhan Napi Rutan Salatiga Terima Remisi

Sedangkan Wedana Suraksa Harga Asihana yang akrab disapa Mbah Asih menjelaskan, ada empat sumber air di lereng Gunung Merapi yang dikenal oleh banyak warga.
Pertama, sumber air yang dikenal Umbul Bebeng, kedua Dlimas Brangkal, ketiga Kali Tukpitu dan keempat Kali Kuning. Meski pernah ada yang tertimbun pasir/bebatuan saat erupsi Merapi, namun bisa digali dan tetap lestari sampai sekarang.

“Dulu, warga Glagaharjo, Kepuharjo dan Balerante pernah gotong mengangkat pipa-pipa besi besar untuk bisa mengalirkan sumber air Bebeng sampai ke pemukiman warga,” kenangnya.
Sementara itu Yulianto Ibrahim menegaskan, bumi ini 75 persennya berisi air, sehingga keberadaan air sangat penting. Tak sedikit pula, istana-istana kerajaan dibangun berdekatan dengan aliran sungai.

Sehingga, ia sependapat pula fungsi mitos terkait sumber air/sungai sangat penting. Artinya pula, banyak mitos diciptakan agak dapat berperan dalam merawat air di bumi ini.
Tampak hadir dalam lokakarya bertema Pelestarian Eksistensi Sungai Sebagai Ekosistem Budaya dan Kehidupan, antara lain Kabid Sejarah Bahasa Sastra dan Permuseuman Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Sleman, Anas Mubakkir SS.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Sagitarius 18 Agustus 2024: ada masalah cinta, solusinya komunikasi terbuka meskipun mungkin terasa canggung untuk sementara waktu

Ada pula Kabid Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Sleman, Ari Triyono SST MT dan Ketua Pasbuja Kawi Merapi, Sutopo Sugihartono. Semua bisa mengikuti acara hingga selesai.
Sedangkan perwakilan Pasbuja Kawi Merapi, sebagai koordinator sekaligus membuka acara, yakni Wiwien Widyawati Rahayu. Sebagai pembawa acara, Ety Daniastuti dan moderator lokakarya, Lucia Indarwati.

Kegiatan yang diikuti 80 peserta tersebut dapat terselenggara dengan baik, karena adanya kolaborasi antara lain Pasbuja Kawi Merapi, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X dan Kanca Budaya.
Peserta antara lain, sebagian pengurus dan anggota Pasbuja Kawi Merapi, undangan sejumlah dinas/lembaga pendidikan dan masyarakat umum.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Scorpio 18 Agustus 2024: dalam beberapa hal mungkin merasa seperti bergerak mundur, bukannya maju

Menurut Anas Mubakkir, lokakarya tersebut sangat menarik dan bermanfaat, karena ada banyak hal yang ada di masyarakat terkait mitos air. Oleh semua narasumber pun bisa disampaikan dengan fakta- fakta yang berhubungan dengan sejarah, sosial, budaya, teknologi dan lainnya.
“Sehingga hal ini makin menegaskan, air harus dijaga sebaik mungkin agar keberadaannya tak semakin terancam seperti adanya pencemaran. Layak mendapat apreasiasi tinggi pula kegiatan-kegiatan masyarakat terkait pelestarian sumber air,” terangnya.

Guna memeriahkan rangkaian lokakarya tersebut, Pasbuja Kawi Merapi mengundang kelompok Gejog Lesung ‘Kidung Giri Budaya’ asal Sleman. Antara melantunkan lagu, Prau Layar, Kaya Jogja Istimewa dan Lir-Ilir.*

 

Tags

Terkini