HARIAN MERAPI - Sebanyak 320 calon jamaah haji akan diberangkatkan ke Tanah Suci pada 8-30 Juni melalui Sahid Tour. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Tengah, DIY, bahkan Sulawesi.
General Manager Sahid Tour, Asep Imam Sudrajat mengatakan, kuota calon jamaah haji dari Kemenag kali ini lebih banyak dibandingkan penyelenggaraan-penyelenggakaraan sebelumnya yang hanya berkisar 200 orang.
Sebagai Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang terdaftar secara resmi di Kementerian Agama RI, rata-rata waktu tunggu calon jamaah haji untuk dapat berangkat ke Tanah Suci sekitar 6-7 tahun.
“Biasanya masa tunggu 5 tahun. Karena selama 2 tahun kami tidak memberangkatkan haji, rata-rata masa tunggu calon jamaah sekarang 6-7 tahun,” kata Asep, Rabu (8/5/2024).
Disebutkan, mayoritas dari mereka yang berangkat ibadah haji berusia 40-50 tahun. Menurutnya selama dua tahun terakhir tren naik haji dilakukan oleh orang-orang dikisaran usia tersebut. Meski demikian ada pula calon jamaah yang sudah lansia, yakni sekitar 20% persen dari total calon jamaah.
Ia mengaku sekitar 80% calon jamaah haji memiliki penyakit bawaan, namun kondisi mereka cukup terkontrol dengan rutin memeriksakan diri ke dokter dan memiliki obat pribadi. Pihak penyelenggara pun intens mengawasi kondisi kesehatan mereka dan mempersiapkan pendamping dari Sahid Tour selama pelaksanaan ibadah haji.
Sebelum pelaksanaan, pihak penyelenggara terlebih dahulu mewajibkan calon jamaah haji untuk mengikuti Manasik Haji pada 9-12 Mei di Hotel Sahid Raya Yogyakarta. Hal itu dimaksudkan untuk memberi pembekalan agar calon jamaah memahami alur ibadah haji di Tanah Suci nantinya.
“Kita mengadakan Manasik Haji secara terpadu dengan teori sekaligus praktek, sehingga jamaah bisa membayangjan kondisi di sana selama ibadah haji,” terangnya.
Baca Juga: Siswa MAN 3 Sleman lulus 100 persen, 64 di antaranya diterima di PTN dan PTS favorit
“Saat di Tanah Suci mereka bisa saja terpecah dari rombongan. Dengan wajib Manasik Haji ini, mereka saat terpencar tidak lupa Tawaf, atau Sa’i, karena mereka sudah tahu. Jadi sampai di sana tidak sia-sia,” sambungnya.
Selain itu, saat Manasik Haji para calon jamaah juga diberi materi tentang kesehatan, terutama dalam menghadapi gelombang panas. Sebab saat ini di Tanah Suci suhu udara mencapai lebih dari 40 derajat.
Program Manasik Haji ini sudah dimulai sejak tahun 2016 di mana sebelumnya dilaksanakan di Jakarta. Namun dengan kondisi riuhnya wilayah tersebut, program Manasik Haji dipindah ke Solo.
Dan seiring perkembangan jumlah calon jamaah, sekarang program Manasik Haji dilaksanakan di Yogyakarta di mana masih dalam naungan Sahid Group. (*)