sleman

Ini penyebab prevalensi Stunting di Sleman turun 2,37 persen

Kamis, 18 April 2024 | 18:25 WIB
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dan Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa pada acara Workshop Rembuk Stunting (Dok. Prokopim Setda Sleman)

HARIAN MERAPI - Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menegaskan, angka prevalensi stunting di Kabupaten Sleman dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan. Berdasarkan elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), prevalensi stunting Sleman tahun 2023 turun sebesar 2,37 persen.

"Capaian ini tentunya tidak terlepas dari kerja sama, sinergi dan kolaborasi dari Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) di semua tingkatan," kata Kustini pada acara Workshop Rembuk Stunting di Graha Sarina Vidi, Kamis (18/4/2024).

Acara yang diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB), juga dihadiri Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa.

Ditegaskan Kustini, keberhasilan Kabupaten Sleman dalam menurunkan prevalensi stunting, juga atas komitmen semua pihak yang telah berkontribusi dalam mendukung gerakan percepatan penurunan stunting.

Baca Juga: Lima hikmah perayaan Idul Fitri dan Syawalan, di antaranya hikmah kegembiraan dan kesyukuran

Menurutnya, upaya penurunan stunting harus didukung oleh organisasi kemasyarakatan untuk mendorong perluasan program kepada masyarakat di berbagai level. Terutama untuk mendukung kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari tingkat kabupaten, kapanewon dan kalurahan.

Hal senada juga disampaikan Danang Maharsa, untuk mewujudkan zero new stunting perlu didukung oleh seluruh pihak mulai dari TPPS di semua tingkatan serta didukung Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pengampu lintas sektoral.

"Saat ini kita dapat apresiasi karena pada tahun 2023 Kabupaten Sleman menunjukan penurunan pravelensi stunting dari 6,88 persen menjadi 4,51 persen," terangnya.

Namun, lanjut Danang, berapapun penurunannya, untuk menuju zero new stunting masih membutuhkan kinerja dan program yang jelas dan harus dilaksanakan secara komperhensif di seluruh stakeholder.

Baca Juga: Sepekan Setelah Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok Pangan di Sukoharjo Masih Tinggi, Ini yang Paling Menonjol

Ketua Pelaksana Rembuk Stunting, Daroji menambahkan, kegiatan dikemas dalam bentuk workshop ini merupakan agenda rutin yang dimaksudkan untuk melihat program dan percepatan stunting serta konvergensinya di wilayah Kabupaten Sleman.

"Kegiatan (Rembuk Stunting) bertujuan untuk mengevaluasi capaian (program penurunan stunting) tahun 2023 dan juga pemaparan program tahun 2024," jelasnya.

Dalam laporannya Daroji juga menuturkan, kegiatan ini melibatkan 160 orang terdiri dari semua unsur tim percepatan stunting.

"Output kegiatan ini nantinya sebagai monitoring dan evaluasi percepatan stunting sekaligus perencanaan percepatan program stunting," pungkasnya.(*)

Tags

Terkini