nasional

Gempa beruntun di Laut Jawa, Badan Geologi: Disinyalir reaktivasi sesar tua

Jumat, 22 Maret 2024 | 18:25 WIB
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid (kiri) . (ANTARA/Benardy Ferdiansyah)

HARIAN MERAPI - Keberadaan sesar berarah relatif timur laut hingga barat daya yang merupakan pola meratus telah menyebabkan gempa bumi beruntun di Laut Jawa.

"Sesar pada pola meratus itu merupakan sesar tua (pratersier hingga tersier) dan diperkirakan mengalami reaktivasi," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid dalam laporan yang diterima di Jakarta, Jumat (22/3/2024).

Pada 22 Maret 2024 pukul 11:22 WIB gempa bumi berkekuatan 6 magnitudo dengan kedalaman 10 kilometer mengguncang Laut Jawa.

Wilayah yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi adalah Pulau Bawean di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Pulau Bawean hanya berjarak 33 kilometer dari pusat gempa bumi.

Baca Juga: 10 ayat Al-Quran tentang penciptaan manusia dan alam, diantaranya orang yang berakal senantiasa berfikir tentang penciptaan langit dan bumi

Wilayah tersebut umumnya merupakan morfologi dataran hingga dataran bergelombang yang berbatasan dengan perbukitan hingga perbukitan terjal pada bagian tengahnya.

Menurut data Badan Geologi, pada peta geologi lembar Bawean dan Masalembo (Aziz dkk., 1993), Pulau Bawean tersusun oleh batuan berumur tersier (terdiri dari batu pasir dan batu gamping) dan dominan endapan kuarter (terdiri dari batuan rombakan gunung api muda dan endapan aluvial pantai).

Wafid menerangkan bahwa sebagian batuan berumur tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan kuarter dan batuan berumur tersier yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak, dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.

Baca Juga: Gempa susulan dengan magnitudo 6,5 guncang Kota Tuban pada Jumat sore

Selain itu morfologi perbukitan yang tertutup oleh batuan berumur yang telah mengalami pelapukan, kata dia, berpotensi terjadi longsoran apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi di daerah tersebut.

Data Badan Geologi mengungkapkan bahwa Pulau Bawean terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi rendah.

Kejadian gempa bumi tersebut tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.

"Potensi tinggi tsunami di garis pantai Pulau Bawean tergolong rendah kurang dari 1 meter," ucap Wafid seperti dilansir Antara.(*)


Tags

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB