Situasi politik menghangat, begini pandangan Presiden Jokowi terkait situasi terkini

photo author
- Minggu, 20 Agustus 2023 | 11:00 WIB
Tangkapan layar Presiden Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan usai meninjau harga dan pasokan komoditas pangan di Pasar Sukaramai, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (19/8/2023).  (ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga)
Tangkapan layar Presiden Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan usai meninjau harga dan pasokan komoditas pangan di Pasar Sukaramai, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (19/8/2023). (ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga)



HARIAN MERAPI - Presiden Jokowi prihatin dengan kondisi politik saat ini yang cenderung menghangat, bahkan memanas antarkawan sendiri.


Antarkawan sendiri, kata Jokowi, sudah panas-memanasi jelang Pemilu 2024 ini.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pembukaan Rakernas Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), di Medan, Sumatera Utara, Sabtu.

"Situasi di tahun politik ini sudah mulai hangat-hangat kuku. Dan sudah mulai cenderung menghangat, agak memanas tapi belum panas. Dan repotnya yang sudah panas itu justru antarkawan sendiri, sudah mulai saling panas memanasi," kata Jokowi.

Baca Juga: Cerita misteri Mbak Susi yang tidak kembali setelah diajak pergi ke pantai oleh seorang teman lama

Di hadapan hadirin, Presiden meminta DPP GAMKI dapat mendinginkan situasi di lapangan dan ikut menyejukkan kondisi politik di tengah situasi ketidakpastian global.

 

Menurut Jokowi, ketidakpastian global menuntut semua pihak untuk bekerja fokus dan solid agar Indonesia tidak termasuk dalam 96 negara yang menjadi 'pasien' Dana Moneter Internasional (IMF).

"Mengerikan. Tapi itulah fakta sehingga walaupun kita berkompetisi, dalam tahun politik ini, kawan adalah kawan," kata Jokowi.

Kepala Negara meminta agar masyarakat tidak perlu berseteru saat tahun politik.

Baca Juga: Indonesia jadi tuan rumah FIBA World Cup, Erick Thohir: Kesempatan langka menyaksikan bintang basket dunia

Ia mengibaratkan Pemilu 2024 sebagai balapan atau "racing" yang tidak boleh saling sikut atau saling tendang karena semua adalah warga sebangsa dan se-Tanah Air.

Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat harus berkawan dan bersatu kembali setelah "balapan" pemilu itu.

Ia berharap agar masyarakat tidak membuat luka yang terlalu dalam karena pemilu ini diibaratkan pertandingan persaudaraan, pertandingan kekeluargaan.

"Jangan antartetangga enggak bisa saling menyapa setelah pemilu. Jangan antarkawan enggak saling menyapa setelah pilpres. Enggak lah. Perlu saya ingatkan, kita ini saudara sebangsa dan se-Tanah Air. Itulah budaya politik Indonesia. Kekeluargaan, gotong royong, budaya bersatu," kata Jokowi.

Baca Juga: Mobil hias meriah pawai pembangunan Sukoharjo yang dipenuhi ribuan penonton

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X