HARIAN MERAPI - Masyarakat Kulon Progo didorong untuk mengelola sampah secara mandiri. Hal ini diperlukan untuk mengurangi volume sampah yang masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) TPA Banyuroto Nanggulan.
Pj Bupati Kulon Progo, Ni Made Dwipanti Indrayanti menegaskan, TPA Banyuroto sebenarnya telah habis pemanfaatannya sejak Desember 2022. Menyikapi hal itu, pemerintah kemudian mempersiapkan lahan untuk keperluan perluasan.
"Hanya saja, masih ada kendala perencanaan sehingga ditahan terlebih dahulu. Rencananya tahun ini kita progres pengerjaan," kata Dwipanti saat meninjau kondisi terkini TPA Banyuroto, Selasa (25/7/2023).
Baca Juga: TPA Piyungan Ditutup hingga 5 September 2023, Sultan Persilakan Penggunaan SG di Cangkringan
Melihat kondisi TPA Banyuroto yang sudah melebihi kapasitas, Dwipanti mendorong seluruh masyarakat Kulon Progo untuk mulai mengelola atau memilah sampah agar volume sampah yang masuk TPA bisa berkurang. Ia berharap volume sampah yang masuk ke TPA terus berkurang dari tahun ke tahun.
"Sampah itu kalau bisa jangan sampai meningkat. Apalagi, gaya hidup saat ini dituntut untuk peduli dengan lingkungan. Sekarang kita harus mulai mengelola sampah masyarakat, terutama dari limbah keluarga," katanya.
Upaya mengelola sampah di Kulonprogo diperlukan mengingat saat ini kemampuan TPA Banyuroto sudah melebihi kapasitas. Kontribusi masyarakat diharapkan mampu mengurai permasalahan di TPA Banyuroto, sambil menunggu perluasan lahan yang masih dalam proses pengerjaan. Diharapkan, hal itu dapat menjadi solusi dalam pengelolaan sampah.
Baca Juga: TPA Piyungan tutup sampai 5 September, Pemkab Bantul optimalkan TPST di tingkat kelurahan
Terkait perluasan lahan TPA Banyuroto, Dwipanti menilai hal itu merupakan solusi jangka pendek dari permasalahan sampah. Sementara untuk solusi jangka panjang, yang harus dilakukan adalah integrasi pengelolaan sampah.
TPA Banyuroto nantinya tidak sekedar menjadi tempat akhir sampah, namun juga menjadi tempat pengelolaan sampah untuk mengatasi persoalan ini secara menyeluruh.
"Jadi bukan tempat pembuangan sampah akhir, tetapi menjadi tempat pengelolaan akhir. Ke depan mungkin kita pakai teknologi incinerator yang sudah masuk dalam perencanaan. Pengelolaan sampah akan dilakukan secara terintegrasi mulai dari pemilahan, pengolahan hingga pengelolaan limbahnya, sehingga volume sampah dapat dikendalikan dan dampak negatif terhadap pencemaran lingkungan bisa diantisipasi," ujarnya. *