Mengapa suhu udara lebih dingin ketika kemarau, begini penjelasan dari BMKG

photo author
- Kamis, 20 Juli 2023 | 21:55 WIB
Matahari pagi di Kota Bandung.  (ANTARA/Istimewa)
Matahari pagi di Kota Bandung. (ANTARA/Istimewa)

HARIAN MERAPI - Kepala BMKG Kota Bandung Teguh Rahayu menyatakan, wajar suhu udara bisa lebih dingin ketika kemarau, seperti yang terjadi beberapa hari ini.

Berdasarkan catatan yang dimilikinya, dalam lima hari terakhir, suhu minimum di Kota Bandung menyentuh 17 derajat celcius yang berada di bawah kondisi normal.

"Suhu dingin ini, merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi ketika masa puncak kemarau pada Juli-Agustus, yang dapat kita lihat dalam beberapa hari ke belakang ini," kata Teguh Rahayu di Bandung, Kamis (20/7/2023).

Baca Juga: Diskominfo Sleman Diseminasikan Pesan Pemkab Sleman Lewat Pertunjukan Tradisional

Perempuan yang akrab disapa Ayu ini mengungkapkan, dari catatan dari tanggal 14-18 Juli 2023, suhu Kota Bandung sempat mengalami kenaikan dari 19 derajat ke 20 derajat celsius, namun pada tanggal 18 Juli terjadi penurunan suhu ke 17 derajat celsius, padahal suhu minimum normal pada bulan Juli adalah 18,2 derajat Celsius, dan pada Agustus nilainya 17,5 derajat Celsius.

Ayu menjabarkan bahwa suhu dingin di bawah kondisi normal memang cenderung berpeluang terjadi saat musim kemarau, terutama di malam hari.

Karena ketika musim kemarau, pada siang hari, terik sinar matahari maksimal karena tidak ada tutupan awan, akibatnya permukaan bumi menerima radiasi yang maksimal.

Sedangkan pada malam hari, bumi akan melepaskan energi karena tidak ada awan. Karenanya, di malam hari sampai dini hari, radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan.

Baca Juga: Update Kepulangan, 106.298 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Tanah Air

"Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal. Dampaknya adalah suhu minimum atau udara dingin yang terbilang ekstrim di malam hingga dini hari," ucapnya.

Selain itu, menurut Ayu, penyebab lainnya yang suhu udara menjadi dingin ketika puncak musim kemarau adalah karena adanya musim dingin di wilayah Australia.

Terdapat pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia, menyebabkan pergerakan masa udara dingin menuju Indonesia atau lebih dikenal dengan Angin Monsun Australia.

"Ini juga merupakan penyebab utama terjadinya musim kemarau di Indonesia. Angin Monsun Australia ini membawa suhu dingin yang berada di wilayah Australia ke wilayah Indonesia yang berada di wilayah BBS (Belahan Bumi Selatan)," ujarnya.

Baca Juga: Polresta Yogyakarta Tangkap Pelaku Penjualan Satwa Liar Dilindungi di Kendal Jawa Tengah

Ia mengatakan fenomena suhu dingin ini secara empiris akan berlangsung hingga Agustus 2023, dan pada awal September akan berangsur menghangat kembali.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X