HARIAN MERAPI - Ritual wiwit digelar petani tembakau di lahan tembakau lereng Gunung Sindoro untuk memohon pada Tuhan agar hasil budidaya tembakau terjauh dari malapetaka dan hasilnya baik untuk peningkatan kesejahteraan, Jumat (9/6/2023).
Ritual yang digelar petani juga sebagai perjuangan penolakan kepada pasal 154 pada rancangan Undang-Undang Kesehatan, yang merugikan petani tembakau.
Sebab menurut petani tembakau, RUU yang sedang dibahas DPR itu menyamakan tembakau dengan narkotika dan psikotropika.
Baca Juga: Joko Tingkir, pendiri Kerajaan Pajang Hadiningrat, penerus kejayaan Islam Demak Bintoro
Kades Tlahap Kecamatan Kledung Isyauddin mengatakan ritual wiwit tembakau dilakukan dua hingga tiga kali oleh petani pada musim tembakau.
"Petani memohon pada Tuhan agar mendapat berkah pada penanaman tembakau tahun ini sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan," kata dia, di sela ritual.
Dia mengatakan ritual wiwit ada yang di tengah lahan tembakau agar nanti kualitas daun tembakau sangat baik, yakni dari warna, rasa dan aroma.
Kuantitas daun tembakau yang dipanen juga banyak.
Dia mengatakan ada tiga kali wiwit yang dilakukan petani pada masa budidaya tembakau yakni di awal penanaman, kemudian tanaman umur 3 hingga 4 bulan dan di akhir atau menjelang panen.
"Saat ini adalah ritual wiwit pertengahan,"kata dia.
Dikemukakan pada ritual wiwit ini warga membawa berbagai sesajian ke lahan pertanian seperti ingkung ayam, jajan pasar, buah, dan beras kapiroto.
Ritual ini kata dia mempunyai makna kearifan lokal untuk gotong royong kebersamaan dan kerjasama serta selalu ingat kepada sang pencipta selain untuk mencintai alam semesta.