HARIAN MERAPI - Muh Kaeroni (53) tidak mampu menyembunyikan senyumnya saat ditemui di lahan pertanian Dusun Dalangan Desa Wonokerso Tembarak Temanggung, Senin (8/5).
Sengatan matahari diabaikan, pria paruh baya tersebut tetap bersemangat memanggul panenan mentimun. Ia dibantu sejumlah tetangga.
Panen siang itu adalah pemetikan ke-9. Jumlahnya mencapai sekitar 32 keranjang dengan berat per keranjang rata-rata 50 kg.
Baca Juga: Badut ini hebat betul, dia berhasil bongkar pencurian sepeda motor di Temanggung, pencuri pun takluk
Panen hari itu sama dengan panen-panen sebelumnya yakni rata-rata sekali panen 32 keranjang.
Muh Kaeroni mengatakan menanam mentimun di lahan seluas sekitar 9.000 meter persegi. Setelah beberapa bulan masa pertumbuhan, mulailah panen.
"Sekali panen sekitar 2 ton, diangkut dengan pick up untuk dijual ke pasar buah Bandungan Semarang," kata dia.
Dia mengatakan harga mentimun fluktuatif kepada panen beberapa waktu lalu mendapat Rp 3000 per kilogram tetapi pada panen hari ini Rp 1500 per kilogram.
"Kadang mendapat harga bagus kadang juga saat kurang bagus," kata dia sambil tersenyum.
Dia mengatakan petani berusaha menanam dan menghasilkan komoditas secara optimal dengan biaya yang rendah tetapi untuk harga di pasar terkadang di luar kontrol dari petani.
"Harga mentimun di tingkat petani hari ini Rp 1500 kemungkinan dijual sekitar Rp 2.000 per kilogram," kata dia.
Selain untuk buah dan lalapan, dikatakannya, mentimun dikonsumsi untuk dibuat acar di warung makan. Harapan harga mentimun bisa naik kembali setidaknya di level Rp 3.000 per kg.
Dia mengemukakan di lahannya masih ada mentimun yang siap panen untuk beberapa hari ke depan. Mentimun ini panen tiap hari dan diperkirakan habis pada minggu depan.