“Kalau kita lihat di peta rawan bencana, warnanya hanya dua saja, merah dan kuning. Artinya tinggi dan sedang, tidak ada yang rendah. Jadi artinya kehadiran alumni Unand sangat dipentingkan di dalam memberikan kontribusi di dalam penanggulangan bencana,” kata Rustian.
Menurutnya bencana terjadi hampir setiap hari di berbagai daerah baik dari Sabang sampai Merauke dengan intensitas 15 sampai dengan 20 kali kejadian bencana.
"Itu yang ditangani oleh pusat. Kalau yang ditangani daerah itu tidak terdaftar, mungkin lebih. Sehari, tiap hari ini mungkin ada 50-an lebih,” imbuhnya.
Sehingga dia menegaskan dengan kolaborasi seluruh pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pangan, dan jaringan alumni perguruan tinggi, pemulihan pasca-bencana dapat dilakukan lebih cepat serta ketahanan pangan masyarakat dapat tetap terjaga.(*)