“Hasil dari pertemuannya itu kan kita kuota LPG 3 kg kita di tahun 2025 ini kan 8,17 juta metrik ton ya. Ini kan lebih kecil 0,06 daripada realisasi 2024,” terang Dwi.
“Target itu lebih rendah dari prognosa 2025 yang mencapai 8,5 juta metrik ton atau sekitar 370 ribu,” tambahnya.
Tak Ada Perubahan untuk Anggaran Subsidi LPG 3 Kg
Meski ada penambahan kuota, anggaran subsidi untuk LPG 3 kg tetap tidak berubah.
Baca Juga: Cashless di Lapas Perempuan Yogyakarta: Tak ada peredaran uang di Lapas Perempuan Yogyakarta
Indikator harga, menurut Dwi masih berada di bawah asumsi APBN, sehingga pemerintah tak perlu melakukan alokasi tambahan pada anggaran subsidi.
Purbaya dan Bahlil: Sempat Memanas karena Data Gas LPG 3 Kg
Sebelumnya, persoalan gas LPG 3 kg ini sempat menarik perhatian publik usai saling balas pernyataan antara Menkeu Purbaya dengan Menteri ESDM Bahlil.
Purbaya sempat memaparkan bahwa harga LPG 3 Kg aslinya adalah Rp42.750 per tabung dan pemerintah memberi subsidi sebesar Rp30.000, sehingga masyarakat hanya perlu membayar Rp12.750 dalam rapat kerja (Raker) bersama Komisi XI DPR RI pada 30 September 2025 lalu.
Usai rapat tersebut, Bahlil menyatakan bahwa Menkeu Purbaya keliru dalam membaca data terkait LPG 3 kg dalam rapat kerja DPR tersebut.
“Itu mungkin Menkeunya salah baca data itu. Biasalah kalau, ya mungkin butuh penyesuaian,” kata Bahlil kepada awak media di kantor BPH Migas, Jakarta Selatan, pada 2 Oktober 2025.
“Jadi, saya kan udah banyak ngomong tentang LPG gitu, mungkin Menkeunya belum dikasih masukan oleh dirjennya dengan baik atau oleh timnya,” imbuhnya saat itu.
Baca Juga: Inilah isu aktual dan kodusivitas wilayah Salatiga, mulai balap liar hingga puting beliung
Purbaya kemudian menanggapi pernyataan Bahlil tersebut dengan mengatakan bahwa dirinya mendapat hitungan angka dari stafnya.