Akibat cuaca ekstrem, sebanyak 24 desa di Cilacap terdampak banjir-longsor

photo author
- Kamis, 13 November 2025 | 13:15 WIB
Warga bergotong royong melakukan penanganan darurat untuk memperkuat tanggul Sungai Citanduy yang terkikis air di Desa Rawaapu, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (13/11/2025). ( ANTARA/HO-Pemdes Rawaapu)
Warga bergotong royong melakukan penanganan darurat untuk memperkuat tanggul Sungai Citanduy yang terkikis air di Desa Rawaapu, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (13/11/2025). ( ANTARA/HO-Pemdes Rawaapu)

HARIAN MERAPI - Sebanyak 24 desa di wilayah Cilacap terdampak bencana banjir dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem yang terjadi sejak Sabtu (8/11) hingga Selasa (11/11).

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan di Cilacap, Kamis (13/11/2025), mengatakan berdasarkan hasil asesmen sebanyak 14 desa di tujuh kecamatan terdampak banjir dan 10 desa di enam kecamatan terdampak tanah longsor.

“Hingga pagi ini (13/11), banjir masih terjadi di sejumlah wilayah Kecamatan Majenang dan Wanareja. Beberapa titik longsor juga ada di Kecamatan Karangpucung, Cimanggu, dan Majenang,” katanya seperti dilansir Antara.

Ia mengatakan kejadian bencana tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa, sedangkan taksiran nilai kerugian masih dalam penghitungan.

Baca Juga: Begini cara menumbuhkan kepercayaan diri pada remaja, simak saran psikolog

Lebih lanjut Budi mengatakan hingga Kamis (13/11) pagi petugas BPBD bersama aparat desa dan masyarakat masih melakukan penanganan darurat di beberapa titik terdampak, termasuk memperkuat tanggul sementara di Sungai Citanduy, khususnya di wilayah Desa Rawaapu, Kecamatan Patimuan.

"Kemarin dari BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citanduy telah mengecek lokasi dan berencana untuk segera melakukan penanganan terhadap tanggul yang terkikis air tersebut," kata Budi.

Saat dihubungi dari Cilacap, Kepala Desa Rawaapu Bambang Wiantoro mengatakan hujan lebat yang terjadi sejak akhir pekan lalu berdampak terhadap peningkatan debit air Sungai Citanduy, ditambah dengan adanya banjir air pasangan atau rob yang masuk ke sungai di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat tersebut.

Menurut dia, kondisi tersebut mengakibatkan tanggul Sungai Citanduy yang berada di wilayah Desa Rawaapu terkikis di sejumlah lokasi, namun air dari sungai tidak sampai masuk ke permukiman maupun menggenangi ruas Jalan Lintas Selatan Selatan (JLSS) atau jalur pantai selatan.

Baca Juga: AirNav Prediksi Puncak Pergerakan Lalu Lintas Udara Nataru Mulai 19 Desember 2025

Disinggung mengenai foto banjir dari Sungai Citanduy yang beredar melalui media sosial, dia memastikan genangan tersebut bukan di wilayah Rawaapu, melainkan Majingklak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

"Itu di Majingklak, sudah dekat muara, dan tanggulnya kecil. Kalau di Rawaapu masih aman, tidak sampai ke permukiman maupun mengenangi jalan," katanya.

Ia mengatakan warga Desa Rawaapu bersama petugas sejak Rabu (13/11) telah bergotong royong melakukan penanganan darurat untuk memperkuat tanggul yang sempat terkikis hampir 50 persen.

“Hari ini masih ada aktivitas pemasangan bambu dan karung (berisi pasir) untuk menahan gelombang," kata Bambang.(*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X