Baznas RI lakukan monitoring dan evaluasi balita gizi buruk dan stunting di Kulon Progo

photo author
- Selasa, 16 September 2025 | 14:15 WIB
 Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melalui program Rumah Sehat Baznas Yogyakarta melakukan monitoring dan evaluasi balita gizi kurang atau buruk dan stunting di Kaliagung, Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.  (ANTARA/HO-Baznas RI)
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melalui program Rumah Sehat Baznas Yogyakarta melakukan monitoring dan evaluasi balita gizi kurang atau buruk dan stunting di Kaliagung, Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. (ANTARA/HO-Baznas RI)

HARIAN MERAPI - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI melakukan monitoring dan evaluasi balita gizi kurang atau buruk dan stunting di Kaliagung, Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Monitoring balita gizi buruk dan stunting tersebut dilaksanakan Baznas RI melalui program Rumah Sehat Baznas Yogyakarta

"Zakat tidak hanya menyentuh aspek ekonomi. Melalui program kesehatan seperti ini, kami ingin memastikan anak-anak Indonesia terpenuhi gizinya, sehingga bisa tumbuh menjadi generasi yang sehat dan unggul," kata Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan melalui keterangan di Jakarta, Selasa (16/9/2025).

Saidah menekankan keberhasilan program penurunan stunting tidak bisa dilepaskan dari peran semua pihak.

Baca Juga: 680.000 warga Gaza tewas akibat serangan Israel, di atas angka resmi, ini data pelapor PBB

Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, lembaga zakat, tenaga kesehatan, dan masyarakat menjadi kunci untuk memastikan langkah-langkah intervensi berjalan efektif.

"Stunting tidak bisa diatasi sendirian. Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, lembaga zakat, tenaga kesehatan, dan masyarakat agar hasilnya lebih optimal. Baznas hadir untuk memperkuat peran ini," ujarnya seperti dilansir Antara.

Saidah menyebutkan program perbaikan gizi seharusnya tidak berhenti hanya pada kegiatan sesaat. Maka dari itu, ia mendorong agar intervensi dilakukan secara berkelanjutan, sehingga dapat memberikan dampak jangka panjang bagi perkembangan anak.

"Intervensi satu kali tidak cukup. Harus ada pemantauan, edukasi dan dukungan gizi secara konsisten. Dengan begitu, angka stunting di Kulonprogo bisa terus ditekan," ucapnya.

Baca Juga: Orang tua harus tahu, obesitas pada anak dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, begini pencegahannya

Saidah berharap peran zakat semakin nyata dirasakan masyarakat, khususnya dalam mencegah gizi buruk dan stunting. Dukungan masyarakat dan pemerintah daerah diharapkan menjadi energi bersama untuk mewujudkan generasi yang lebih sehat di masa depan.

Kegiatan ini diawali dengan penyuluhan gizi bertema Tips Memilih Jajanan Sehat untuk Anak. Setelah itu, tim kesehatan melakukan pengukuran berat badan (BB) dan panjang/tinggi badan (PB/TB) pada balita. Di akhir acara, para peserta juga mendapat paket Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa telur, susu formula dan biskuit.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 63,34 persen balita mengalami berat badan kurang (BB/U), dan 73,34 persen mengalami kondisi pendek (PB/U atau TB/U). Data ini menjadi alarm penting bahwa penanganan stunting perlu terus diperkuat.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X