"Maka tak heran bila Kementerian Lingkungan Hidup ada lebih dari 200 ton sampah yang terbawa arus menghambat aliran sungai hingga menimbulkan luapan air ke permukiman," kata dia.
Selain itu, BNPB juga menyoroti menyusutnya hutan dan lahan pertanian di Bali dalam kurun 2012–2019. Konversi lahan menjadi kawasan terbangun membuat daerah resapan air semakin berkurang.
Data menunjukkan penyusutan hutan mencapai 553 hektare dan lahan pertanian hampir 650 hektare yang dampaknya meningkatkan risiko banjir atau bencana hidrometeorologi basah di Bali lebih besar.
Bahkan, ia menyebutkan kajian spasial yang ada memprediksi, pada 2025 luas kawasan terbangun di Denpasar bisa mencapai 35.000 hektare, atau meningkat drastis dibanding tahun 2000.
“Kalau daerah dengan curah hujan ekstrem didominasi bangunan, maka banjir akan mudah terjadi. Kita harus kembalikan pariwisata pada ekosistem yang seimbang,” ujarnya. *