HARIAN MERAPI - Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan masih menjadi misteri. Subaryono, ayah kandung Arya Daru angkat bicara soal peristiwa kematian putranya.
Menurut Subaryono, kepergian Arya Daru merupakan suatu pukulan yang sangat berat bagi keluarganya.
"Banyak hal yang membuat kami kemudian shock terpuruk dan tidak berdaya, setelah kejadian itu," ujar Subaryono, saat mengelar konferensi pers di Yogya, Sabtu (23/8).
Lebih lanjut dikatakan Subaryono, putranya merupakan anak tunggal yang kehadirannya ditunggu-tunggu setelah istri beberapa kali mengalami keguguran.
"Saya dan istri dan Daru adalah anak tunggal kami, anak tunggal yang kami tunggu-tunggu setelah 3 kali gagal atau keguguran. Lahirlah seorang bayi yang bernama Arya Daru Pangayunan," ceritanya.
Subaryono menjelaskan arti dari nama Arya Daru Pangayunan yang diberikannya. Sedangkan Daru adalah bintang kemujuran yang merupakan suatu karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Saya memikirkan apa yang saya harus sampaikan kalau nama itu adalah sebuah doa, maka saya tentukan Arya laki-laki terhormat," katanya.
Subaryono juga memohon Presiden Prabowo Subianto untuk bisa membantu mengungkap kasus ini secara transparan. Pihak keluarga menilai banyak kejanggalan-kejanggalan setelah yang disampikan pihak kepolisian.
Ada beberapa fakta yang tak diungkap secara jelas padahal pihak keluarga telah memberikan informasi secara jelas. Ia ingin ada penyelidikan ulang secara menyeluruh dan independen terhadap kasus ini untuk mencari kebenaran.
Baca Juga: Pemerintah harus bijak dalam membuat kebijakan soal pajak agar tidak timbul gejolak
"Kami tidak berdaya karena informasi bervariasi. Yang saya tahu Daru di mata kami adalah dia pribadi mandiri, bertanggung jawab. Kami mohon kepada Bapak Presiden bisa menginstruksikan kepada pihak yang kami sebutkan. Semoga misteri ini terungkap dan Daru serta keluarga mendapatkan keadilan," harapnya.
Seperti diketahui, polisi menyimpulkan tidak ada keterlibatan orang lain dalam kematian Arya Daru. Arya ditemukan terlilit lakban di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, mengungkapkan bahwa Arya ternyata telah memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya sejak lama, tepatnya sejak tahun 2013. *