HARIAN MERAPI - Kondisi Kabupaten Pati (Jateng), belum kondusif sepenuhnya.
Pasca aksi demo 138, kini terus bermunculan ragam kegiatan sejumlah pihak, antara yang pro dan kontra terhadap pemerintahan Bupati Pati Sudewo.
Pengamat hukum santri NU Ngemplak, Abdulrochman SH membeber jika pelaksanaan hak angket yang dilakukan pansus DPRD Pati, masih berjalan secara normal (on the track).
Baca Juga: Inilah harta kekayaan Wamenaker Immanuel Ebenezer yang terjaring OTT KPK
Karena yang diundang adalah para pihak yang disuarakan para pendemo 138 lalu
Kerja pansus hak angket, katanya, masih lama waktunya. "Tinggal bagaimana nanti rekomendasi yang dikirim ke MA. Karena hal tersebut, yang akan diuji hakim panel MA. Kemudian, fatwa MA akan dikirim lagi ke DPRD Pati," kata Abdulrochman, Kamis (21/8/2025).
Secara terpisah, Ketua Sedulur Sudewo Selawase (S3), Fatkurochman SH MH, menjelaskan kelompok emak-emak Pati Cinta Damai sebagai pendukung Bupati Pati Sudewo, akan menggelar aksi makan gratis 1000 paket, tanggal 23 dan 24 Agustus nanti, di Alun-Alun.
Sementara itu, Aliansi Masyarakat Pati Bersatu melakukan penyalaan 1.000 lilin di Simpang Lima, Rabu (20/8/2025) malam.
Kegiatan tersebut sebagai peringatan tujuh hari gelar aksi 138 lalu.
Bahkan, kini beredar undangan di medsos, datang ke Alun-Alun untuk tandatangan mengirim surat petisi ke KPK, Senin (25/8/2025) mendatang. Mereka akan mendatangi KPK di Jakarta, awal September nanti.
Koordinator aksi demo menentang Bupati Pati Sudewo, yakni Supriyanto alias Botok, melalui pelbagai platform medsos menyatakan akan terus melakukan aksi demo.
Drs Pramudya, Koordinator Presidium LSM Dewan Kota mengatakan, meskipun salah satu tokoh pendemo Husein sudah berdamai dengan Bupati Pati Sudewo, namun semangat Bothoq dan kawan-kawan, masih tetap berkobar semangatnya.
Baca Juga: Festival Pacu Jalur di Tepian Narosa, Riau jadi media promosi kebudayaan Tanah Air
Sebagaimana diberitakan, pada Rabu (13/8/2025) lalu, di Pati terjadi aksi demo besar-besaran. Mereka menentang kenaikan pajak (PBB-P2) sebesar 250 persen.
Meski tuntutan tersebut dipenuhi Bupati Pati Sudewo jauh hari sebelum digelarnya aksi, namun belakangan muncul lagi berbagai isu baru di berbagai platform sosmed. *