Sebanyak 15 orang ditemukan meninggal dunia akibat banjir bandang di Pegunungan Arfak

photo author
- Jumat, 23 Mei 2025 | 14:15 WIB
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjawab pertanyaan terkait penanganan kebencanaan di Indonesia selama sepekan terakhir di Jakarta, Senin (21/5/2025). ( ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjawab pertanyaan terkait penanganan kebencanaan di Indonesia selama sepekan terakhir di Jakarta, Senin (21/5/2025). ( ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

HARIAN MERAPI - Sebanyak 15 korban banjir bandang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Banjir menerjang kawasan penambangan emas tradisional di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.

"Total 15 jenazah telah ditemukan secara bertahap sejak hari Minggu (18/5) hingga Rabu (21/5). Delapan di antaranya sudah teridentifikasi, sementara tujuh lainnya masih dalam proses identifikasi,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Jumat (23/5/2025).

Menurut dia, sampai saat ini masih ada empat orang yang dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian oleh tim gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI/Polri, dan masyarakat setempat.

BNPB mengkonfirmasi banjir bandang terjadi sekitar pukul 21.00 Wit setelah hujan deras mengguyur kawasan Pegunungan Arfak selama hampir tujuh jam. Derasnya aliran air menghantam tenda-tenda pekerja tambang emas tradisional dan menyeret seluruh perlengkapan yang ada.

Baca Juga: Siswa harus dibekali pendidikan karakter untuk kehidupan masa depan

Salah satu korban yang sempat dilaporkan hilang, Erik (25), ditemukan selamat di Kampung Kenyum dan dalam kondisi sehat. Namun upaya pencarian korban lainnya masih terus dilakukan dengan berbagai kendala di lapangan.

“Medan yang ekstrem, arus sungai deras, cuaca tidak menentu, serta keterbatasan alat dan jaringan komunikasi sangat menyulitkan proses evakuasi. Suhu yang sangat dingin di malam hari juga mempengaruhi stamina tim SAR,” ujar Abdul seperti dilansir Antara.

BNPB menyatakan sejumlah kebutuhan mendesak saat ini adalah alat komunikasi dan penerangan, logistik untuk personel, alat pelindung diri (APD), perlengkapan tidur, kendaraan operasional, ambulans jenazah, bahan bakar, dan alat berat untuk menjangkau lokasi-lokasi sulit.

Baca Juga: Olah Limbah serbuk gergaji menjadi pelet, diekspor ke Korea, ini hasilnya

"Pemerintah daerah bersama seluruh instansi terkait terus berkoordinasi guna memastikan operasi pencarian dan evakuasi berlangsung optimal," kata dia menegaskan.

BNPB juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi atau gambar korban yang belum terverifikasi dan mendukung upaya pencarian dengan memberikan akses serta data yang dibutuhkan.(*)

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X