"Kami awam di bidang hukum dan kami merasa hanyalah UMKM kecil," ungkapnya.
Johanes lalu melakukan komunikasi dengan pihak yang mengirimkan somasi.
Pada pokoknya, ia hanya berusaha untuk menyambung hidup dan tidak ada niatan memproduksi apapun atau mengalahkan siapapun.
"Dengan segala kerendahan hati kami berusaha memenuhi permintaan yang diminta pihak yang memberi somasi semampu kami," ungkap Johanes.
Baca Juga: Trump dapat hadiah jet mewah dari Qatar, Demokrat: Bahaya bagi AS
Naas, Johanes justru digugat di Pengadilan Niaga Semarang. Tuntutan pokoknya agar dirinya menghentikan seluruh kegiatan usaha dengan nama Yepposkin dan membubarkan PT Yepposkin Global Indonesia.
"Putusan pengadilan, saya dinyatakan melanggar merek Yeppo yang dimiliki penggugat. Saat ini perkara ini sedang proses kasasi di Mahkamah Agung Republik Indonesia," tandasnya.
Di satu sisi karena jualan tersebut merupakan satu-satunya sumber ekonomi maka ia menemui pihak penggugat.
Selain memohon tetap diperkenankan berjualan kosmetik dan tidak menggunakan nama Yepposkin.
Baca Juga: Update ledakan Garut, aparat selidiki penyebab masuknya warga ke area pemusnahan amunisi
Karena tidak ada kepastian, Johanes berjualan melalui media sosial yang telah digunakan sejak 2016.
Namun pada Februari 2025 dirinya dilaporkan ke Polda DIY, tentang penggunaan merek Yeppo tanpa hak.
"Kami juga telah mengurus hak atas merk Yepposkin di Kementerian Hukum dan Ham dan telah memperoleh legalitas Merk PT Yepposkin Global Indonesia pada Desember 2024," jelasnya.
Baca Juga: Angkat UMKM lokal, Laras Asri Resort & Spa Salatiga bakal gelar Bazaar UMKM 2025
Ketua DPD Partai Nasdem Sleman, Surana menegaskan komitmen pihaknya dalam membina dan melindungi para pelaku UMKM khususnya di Kabupaten Sleman.
