HARIAN MERAPI - Kebijakan mengirim anak 'nakal' yang terlibat kriminal ke Barak Militer di Jawa Barat (Jabar), menjadi sorotan banyak pihak. Bagaimana dengan DIY yang juga tak luput dari adanya kasus kenakalan remaja?
Mengirim anak yang terlibat tindak kriminal ke Barak Militer, menjadi upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengatasi masalah kenakalan remaja.
Kebijakan Barak Militer di Jawa Barat untuk mendidi anak yang terlibat kenakalan remaja, atau bahkan tindak kriminal, menjadi gebrakan Gubernur Dedy Mulyadi yang populer di media sosial.
Lantas, bagaimana dengan DI Yogyakarta yang juga tak luput dari adanya kasus kenakalan remaja yang sering disebut klitih?
Lurah Donokerto Turi, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, R Waluyo Jati ST, menilai kebijakan mengirim 'anak nakal' ke Barak Militer di DI Yogyakarta, tidak cocok.
R Waluyo JatI ST yang ditemui di sela acara Pendampingan Tumbuh Kembang Remaja kerja sama LPM UMY di Aula Kalurahan Donokerto, Sabtu (3/5/2025), mengatakan jika situasi kenakalan remaja di Yogyakarta juga belum darurat.
"Selain itu, Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan punya kebijakan sendiri. Lebih mengedepankan peranan guru atau pendidik yang pasti bisa memberikan solusi," katanya.
Baca Juga: Cerita misteri dinunuti wanita nyalawadi di malam hari
Dia juga mengemukakan, jika perlunya merangkul anak-anak yang terlibat kenakalan remaja, dan memberikan kepercayaan kepadanya untuk berubah.
"Saya yakin, dengan cara itu mereka anak-anak remaja akan menjadi lebih baik," ujarnya.
Lebih jauh R Waluyo Jati ST mengungkapkan, jika kalurahan yang dipimpinnya selama ini juga fokus pada masalah remaja.
Dia mengatakan, di Kalurahan Donokerto yang terdiri dari 16 Padukuhan sudah memiliki Kampung Ramah Anak dan Forum Anak (FA).
Baca Juga: Walikota Salatiga Dukung Pembangunan RS Hermina, Alasannya Bukan Karena Subyektivitas dan Historis