Jatah MBG selam Bulan Ramadan aman dibawa pulang dan dikonsumsi, BPOM: Tidak ada masalah

photo author
- Selasa, 4 Maret 2025 | 16:45 WIB
 Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar ketika ditemui di Jakarta, Selasa (4/3/2025).  (ANTARA/Mecca Yumna)
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar ketika ditemui di Jakarta, Selasa (4/3/2025). (ANTARA/Mecca Yumna)

HARIAN MERAPI - Menu yang disajikan dalam Makan Bergizi Gratis (MBG) selama Ramadhan aman untuk dibawa pulang dan dikonsumsi.

"Tentu kalau ada makanan, karena sekarang Bulan Ramadhan, dia mendapatkan jatah pergi sekolah terus dia bawa pulang, tentu itu sudah dalam pertimbangan dan perhitungan," kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar ketika ditemui di Jakarta, Selasa (4/3/2025).

Taruna mengatakan, pihaknya melakukan upaya pendampingan bagi Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) agar dapat memberikan layanan sesuai dengan prosedur keamanan pangan.

Baca Juga: FJI minta tempat hiburan malam tutup selama Ramadan, ini alasannya

Dia menjelaskan bahwa setiap bahan makanan, seperti daging, nasi, sayuran, memiliki masa degenerasinya, serta reaksi tertentu apabila bercampur dengan bahan pangan lain karena adanya proses mikroorganisme.

"Jadi misalnya, kalau dia bawa pulang, tentu sayur tidak dicampur dengan nasi, tidak dicampur dengan ini, masing-masing dipisah-pisahkan mungkin lewat kontainer khusus. Jadi dengan demikian, itu tidak ada masalah," ujarnya seperti dilansir Antara.

Dalam kesempatan itu Taruna menyoroti pentingnya mendukung Makan Bergizi Gratis dalam upaya memenuhi gizi anak Indonesia. Sebanyak 80 persen anak Indonesia bermasalah gisinya, dengan sebanyak 21,6 persen stunting, 40 persen mengalami defisiensi mikronutrisi, dan sekitar 20 persen mengalami kelebihan nutrisi.

Baca Juga: Tidak perang sarung, sekelompok pemuda lakukan perang air kencing

MBG, katanya, adalah investasi jangka panjang untuk menyehatkan anak-anak dan menghindarkan mereka dari penyakit degeneratif, penyakit metabolisme, dan penyakit non-infeksius lainnya. Dengan MBG, dia menambahkan, cara makan anak dan asupan gizi lebih terkontrol.

Dia menambahkan, kesuksesan MBG memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat. Oleh karena itu, dia mengusulkan untuk mengerjakannya secara bergotong royong, termasuk dengan mengajak industri pangan bekerja sama.

"Dan saya kira kalau semua terlibat, kita gotong royong, maka program makan bergizi gratis ini bukan hanya program 1-2 tahun atau minimal 5 tahun, tapi bisa menjadi sustainable untuk selamanya," katanya.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X