HARIAN MERAPI - Program Sekolah Rakyat yang tengah dipersiapkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos), konsepnya masih dicari. Tapi, Joglo Tani Indonesia di Sleman Yogyakarta mengaku sudah punya konsep jitu.
Konsep Sekolah Rakyat yang sedang dipersiapkan oleh Kemensos sebagai upaya pemberdayaan warga miskin atau kurang sejahtera, saat ini menjadi perhatian luas.
Sekolah Rakyat dipersiapkan oleh Kemensos sebagai upaya memutus mata rantai kemiskinan, dan memberdayakan masyarakat kurang mampu yang selama ini menerima bantuan sosial, agar berdaya.
Sejalan dengan itu, Sekolah Rakyat juga diharapkan mampu menciptakan ketahanan, kemandirian, bahkan kedaulatan pangan di Indonesia.
Terkait hal tersebut, Pembina Joglo Tani Indonesia Sleman Yogyakarta Teo Suprapto, mengaku sejak puluhan tahun lalu sudah menjalankan konsep kedaulatan pangan tersebut.
Dia mengatakan sejak berdiri tahun 2008, Joglo Tani Indonesia sudah melakukan, mengembangkan, dan mengajarkan konsep kedaulatan pangan kepada semua kalangan masyarakat.
"Mulai dari anak-anak TK sampai Perguruan Tinggi, kelompok tani, maupun mereka yang sedang menyiapkan usaha di masa pensiun," kata Teo Suprapto saat ditemui di Joglo Tani Indonesia Sleman Yogyakarta, belum lama ini.
Dia mengungkapkan, Joglo Tani Indonesia merupakan wadah pembelajaran pertanian terpadu dengan konsep simbiosis mutualisme.
Baca Juga: Mengenal Yoon Suk-yeol, Presiden Korsel pertama yang ditahan saat menjabat
Di Joglo Tani, masyarakat bisa belajar bercocok tanam, beternak, dan menciptakan peluang usaha yang bisa menjadi salah satu cara mewujudkan kedaulatan ekonomi dan pangan.
Teo Suprapto menjelaskan, kebutuhan pokok manusia adalah pangan, sandang, dan papan.
Joglo Tani menerjemahkan hal itu dengan menciptakan sistem pertanian terpadu menggabungkan budidaya tanaman, unggas, ikan, dan peternakan besar secara simbiosis mutualisme.
"Tumbuhan atau tanaman dan hasil ternak dikonsumsi oleh manusia, sementara limbah peternakan dikonsumsi oleh tumbuhan sebagai pupuk," kata Teo Suprapto.