Dalam logonya GKPY, bahkan ada gambar jabat tangan, yakni simbol persatuan serta persaudaraan tak memandang kaya- miskin, besar-kecil dan sebagainya.
Ada pula gambar teratai, sebagai simbol kita semua berada di negara kesatuan Indoensia penting untuk terus memupuk rasa kebersamaan.
Lalu ada lima bintang, kita tetap berdiri dalam dasar negara kita, Pancasila serta gambar mahkota, simbol harapan bersama untuk keindahan, kemuliaan dan kebaikan.
Baca Juga: Exit Tol Jogonalan Dibuka, Lonjakan Arus Lalu Lintas Mulai Terasa di Prambanan
Selain itu, sesuai slogan yang disandang, GKPY berusaha dapat juga sebagai wadah untuk berkembang dan belajar bersama tentang sebuah persaudaraan, kepedulian sesama, serta saling tolong menolong dalam kebaikkan.
“Kegiatan andalan GKPY, yaitu rehab ataupun bedah rumah yang tak perlu dengan birokrasi ribet. Kalau bedah rumah ala pemerintah, antara lain ada syarat rumah harus berada di tanah sendiri. Pemilik juga harus siap nombok dalam tahap pembangunan,” paparnya.
Sedangkan bagi GKPY, pihaknya siap melaksanakan bedah/rehap rumah seperti yang tak layak huni, mau ambruk dan kriteria lainnya. Tak memandang, rumah tersebut berada di tanah sendiri atau tidak.
Baca Juga: Dukung Tumbuh Kembang Anak, Rumah Sehat Allabun Diresmikan di Hari Ibu
Biaya untuk rehab/bedah rumah banyak berasal dari patungan pengurus/anggota GKPY serta para donatur. Saat ini rehab/bedah rumah masih banyak dilakukan Kulon Progo dengan biaya total kisaran Rp 10 juta sampai Rp 30 juta setiap rehab/bedah rumah.*