Pj Walikota Salatiga ambil contoh pertanian di Negeri Belanda untuk kelola lahan di wilayahnya

photo author
- Rabu, 11 Desember 2024 | 20:30 WIB
Pembinaan Pengelola Kegiatan Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Salatiga, di Kafe Menepilah, Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Rabu (11/12/24).  (Dok Prokompim Salatiga)
Pembinaan Pengelola Kegiatan Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Salatiga, di Kafe Menepilah, Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Rabu (11/12/24). (Dok Prokompim Salatiga)

HARIAN MERAPI - Pj. Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani mengambil contoh yang tidak tanggung-tanggung dalam inovasi pertanian di Salatiga.

Ia mengungkapkan betapa hebatnya pengelolaan pertanian di Belanda yang luasnya hanya seluas Jawa Tengah, tetapi menjadi negara penghasil produk pertanian terbesar nomor tiga di dunia.

Padahal luas lahan pertaniannya seluas Kabupaten Semarang.

Hal ini dikatakan Yasip Khasani saat menjadi narasumber pada Pembinaan Pengelola Kegiatan Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Salatiga, di Kafe Menepilah, Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Rabu (11/12/24).

Baca Juga: Shin Tae-yong tak akan rotasi skuadnya saat hadapi Laos

Ia pun minta kepada Dispangtan untuk tidak tanggung-tanggung melakukan inovasi-inovasi yang bisa mendorong hasil pertanian hingga ke hilir.

Hasil pertanian yang dipasarkan oleh kelompok tani, sudah dalam bentuk siap jual.

Lebih jauh Yasip mencontohkan pertanian di Belanda, mengapa Belanda menjadi penghasil produk pertanian nomor tiga di dunia, karena Belanda mengoptimalkan sumber daya yang mereka miliki.

Di Belanda petani adalah profesi. Petani, kalau di Belanda itu sebuah profesi yang memang dijalani secara profesional.

"Nah, mumpung warga kita tidak terlalu banyak, lahannya tidak terlalu banyak, kita bisa bentuk petani-petani profesional," kata Yasip.

Baca Juga: Kabar gembira! Barang kebutuhan pokok tidak kena PPN, kata Sri Mulyani

Petani yang profesional ini memahami terkait dengan sub region yang ada di bidang pertanian.

Salah satu teknologi yang orang Belanda lakukan ketika mencoba varietas baru, itu tidak tanggung-tanggung.

Contohnya ketika mereka berupaya mengembangkan varitas jeruk Brazil, mereka membeli tanah seribu meter yang kemudian dikeduk beserta pohon dan tanah di bawahnya. Lalu mereka meneliti tanahnya, kemudian membuat aditif yang bisa membuat seperti tanah aslinya.

Baca Juga: Catat! UTBK SNBT hanya dilakukan satu gelombang pada SNPMB 2025, ini penyebabnya....

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X