HARIAN MERAPI - Terletak di Dusun Kalijaya I RT 001/RW 009 Desa Rengasdengklok Utara Kabupaten Karawang Jawa Barat. Rumah Djiauw Kie Siong menjadi saksi sejarah menjelang Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Bangunan dengan arsitektur Jawa dan China, meski sudah berumur 104 tahun, beberapa bagian dan ornamen tetap asli. Namun beberapa bagian sudah direnovasi namun tetap mempertahankan ciri khasnya.
Bahkan lantainya terbuat dari bata merah seperti apa adanya sejak didirikan sekitar tahun 1920-an. Di ruang tamu terpajang foto Djiauw Kie Siong, salah seorang tokoh yang berjasa di balik peristiwa Rengasdengklok.
Baca Juga: 67 Tahun Kiprah Pertamina di Indonesia Wujudkan Swasembada Energi untuk Negeri
Sebagai bagian dari penelusuran dan rangkaian kegiatan napak tilas sejarah Pancasila, jajaran pimpinan dan anggota Komisi A DPRD DIY serta Sekretariat Dewan, Jumat (6/12/2024), berkunjung ke Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong.
Rombongan diterima oleh Janto Djoewari bersama istrinya, Lanny (Djiauw Kiang Lin dan Liauw Tjing Lan) sebagai generasi ketiga Djiauw Kie Siong. Janto menceritakan seluk beluk rumah yang kini ditinggalinya.
Menurutnya, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh para pemuda (Sukarni, Singgih dkk) dalam rangka menuntut agar kemerdekaan Indonesia segera diproklamasikan. Di rumah itu juga naskah proklamasi dibahas dan dipersiapkan.
Datanglah Sukarni, Yusuf Sukanto, dr Sutjipto, Fatmawati dan Guntur Soekarnoputra masih bayi. Menjelang Bendera Merah Putih dikibarkan dan Naskah Proklamasi akan dibacakan, tiba-tiba datanglah Ahmad Soebardjo dkk.
Baca Juga: Di BRI AI Digunakan untuk Tingkatkan Produktivitas dan Tidak Menggantikan Peran Manusia
Dia mengundang Bung Karno dan kawan-kawan berangkat ke Jakarta untuk membacakan Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Akhirnya, proklamasi Indonesia dibacakan pada 17 Agustus 1945.
"17 itu harga mati. Kalau nggak salah 17 rakaat ya, tanggal bagus, bulan bagus bulan suci Ramadan hari Jumat Kliwon," beber Janto Djoewari.
Saat itu, Djiauw Kie Siong tergolong berani meminjamkan rumahnya padahal sangat berisiko. Djiauw lalu mewariskan rumah bekas persinggahan Bapak Bangsa itu kepada anak dan keturunannya untuk dijaga dan dirawat.
Baca Juga: Suami artis Sandra Dewi dituntut 12 tahun penjara atas dugaan korupsi timah, ini tuntutan JPU
Sebelum meninggal dunia tahun 1964 dalam usia 84 tahun, Djiauw berpesan agar keluarga yang menempati rumah bersejarah itu harus bersabar. Siap memberi pelayanan terbaik kepada para tamu ingin belajar sejarah.