Anak-anak terjerat judol, pemerintah disarankan bikin aturan bermain gawai pada anak, ini alasannya

photo author
- Minggu, 24 November 2024 | 06:00 WIB
Ilustrasi anak memainkan gawai  (Pixabay)
Ilustrasi anak memainkan gawai (Pixabay)



HARIAN MERAPI - Pemerintah diharapkan membuat aturan bermain gawai pada anak.


Hal ini menyusul ditemukannya 80 ribu kasus judi online yang menjerat anak-anak.


Demikian disampaikan psikolog klinis dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, baru-baru ini.

Baca Juga: Peruntungan Shio Ayam sepekan mulai Minggu 24 November 2024, Anda akan membuka beberapa potensi


“Tentu penyalahgunaan gawai perlu menjadi bahan evaluasi, tidak hanya pemerintah tetapi keluarga. Apalagi ada situasi tak terhindarkan sebagai dampak pandemi, dua tahun anak-anak kita harus hidup hanya dengan gawai dan kehilangan masa kecil mereka,” kata Kasandra.
Kasandra menilai pemberian larangan menggunakan gawai pada anak bukan solusi yang mampu mengatasi persoalan tersebut.

Adiksi judi online merupakan dampak dari penyalahgunaan gawai dan gim yang dimainkan oleh anak tanpa adanya batasan yang jelas. Hal ini menyebabkan pembuatan regulasi yang berkaitan dengan penggunaan gawai pada usia anak sangat penting namun tidak sesederhana yang diperkirakan.

Terkait dengan kebijakan penggunaan internet dan media sosial untuk anak, pemerintah perlu lebih ketat dalam menetapkan batasan usia bagi pihak yang ingin mengaksesnya. Aturan ini sudah diterapkan baik di Korea Utara maupun Australia.

 Baca Juga: Cerita misteri petualang di balik lensa mistis 2, harus melakukan ritual untuk mematahkan kutukan

Hal ini mencakup pemblokiran situs-situs yang mengandung konten negatif dan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap anak-anak di internet.

“Buat kesepakatan dengan berbagai media sosial dan gim provider untuk meningkatkan batasan usia pemain hanya untuk dewasa,” ujar Kasandra.

Langkah tersebut dapat ditempuh melalui terjalinnya kerja sama dengan platform digital perusahaan untuk memastikan bahwa mereka menerapkan kebijakan yang melindungi anak-anak dari konten berbahaya.

Pemerintah, katanya, juga perlu melakukan psikoedukasi secara meluas dengan cara mengembalikan fungsi media televisi menjadi pusat informasi bagi masyarakat. Di sisi lain, bisa menyediakan saluran kegiatan edukatif yang menyenangkan bagi anak dengan mengembangkan hobi sejak dini.

“Kalau bapak dan ibu sibuk bekerja, energi anak tidak tersalurkan, mereka akan tergerak untuk mencari pemuasan kesenangan instan,” katanya.

Baca Juga: Ramalan cinta dan karir zodiak Libra dan Scorpio Minggu 24 November 2024, hari ini paling cocok untuk mengejutkan pasangan Anda

Termasuk menjelaskan program literasi digital yang bertujuan untuk mendidik anak-anak dan orang tua tentang penggunaan internet yang aman dan bertanggung jawab.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X