HARIAN MERAPI - Sebanyak 60 persen bencana alam yang terjadi di Kabupaten Temanggung merupakan tanah longsor. Ini terjadi dipicu kontur tanah dan kemiringan yang mencapai 30 derajat.
Pj Bupati Temanggung Hery Agung Prabowo mengatakan setidaknya ada tiga teknik dalam penanganan bencana alam yakni teknik evakuasi, mitigasi risiko bencana dan langkah-langkah yang diambil pada bencana.
"Kami melatih masyarakat dalam penanganan bencana, agar mereka bisa siap siaga dalam penanganan bencana alam yang terjadi,"kata Hery Agung Prabowo, Selasa (3/9/2024).
Baca Juga: Mau Gaya-gayaan, Aksi Freestyle Gagal Malah Tabrak Warung Angkringan dan Dihajar Massa
Dia menyampaikan itu di sela pelatihan mitigasi bencana desa siaga berbasis masyarakat yang diprakarsai PMI di Kecamatan Candiroto.
Pelatihan diikuti seratusan warga dari desa-desa di Kecamatan Tretep, Bejen, Candiroto dan Wonoboyo. Narasumber dari PMI, BPBD dan Dinas Pemadam Kebakaran.
Hery Agung Prabowo mengatakan ke depan desa-desa rawan bencana akan mendapatkan pelatihan serupa berdasarkan prioritas. Harapan masyarakat bisa ikut serta berperan aktif dalam mitigasi bencana.
Peserta, kata dia, tiap desa dua orang yang dijadikan fasilitator untuk nanti bisa disampaikan kepada masyarakat yang lain.
Dia mengatakan selain longsor, bencana alam yang sering terjadi adalah tanah ambles, dan banjir bandang.
Wakil Ketua PMI Temanggung Iwan Siswanto mengatakan pelatihan sebagai langkah kesiapsiagaan dalam kebencanaan, meski tetap berharap tidak ada bencana.
"Namun jika ada bencana sudah bisa lebih siap untuk penanganan, dan kemudian kita juga bisa mengurangi apa yang menjadi dampak yang tidak kita harapkan bersama pada bencana," kata dia.
Baca Juga: Motor BBM tenyata bisa dikonversi ke motor listrik, begini caranya
Dikemukakan pelatihan selama dua hari, indoor dan outdoor. Materi disesuaikan kondisi yang dihadapi, yang biasa terjadi di daerahnya seperti bencana tanah longsor, tanah ambles, banjir dan angin kencang.