Wakil Bupati Sleman serahkan bibit tanaman buah kepada kelompok tani Dusun Jering, ini tujuannya

photo author
- Minggu, 9 Juni 2024 | 10:00 WIB
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menyerahkan tanaman buah kepada warga Jering, Sidokarto, Godean, Sleman ( Dok. Medsos Wabup Sleman)
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menyerahkan tanaman buah kepada warga Jering, Sidokarto, Godean, Sleman ( Dok. Medsos Wabup Sleman)



HARIAN MERAPI - Kuantitas air bersih diperkirakan bakal terus menyusut seiring datangnya musim kemarau yang menyebabkan intensitas hujan berkurang. Oleh karena itu, warga agar mulai membudayakan hemat penggunaan air bersih.


Hal ini sebagai langkah antisipasi potensi terjadinya bencana kekeringan. Disamping itu, masyarakat juga diminta mulai mengoptimalkan sumur dan saluran air untuk menghindari kemungkinan kesulitan air bersih.


"Saya menghimbau masyarakat tetap membudayakan hemat air. Meskipun tahun ini diperkirakan kemarau basah,” kata Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, disela-sela penyerahan bibit pohon buah kepada kelompok tani di Dusun Jering VIII, Kalurahan Sidorejo, Godean, Sleman, Sabtu (8/6/2024).

Baca Juga: Menelusuri asal mula nama-nama di kaki Gunung Merapi, bekas-bekas tapak kaki menjadi alur Sungai Senowo


Menurut Danang, selain budaya hemat air besih, masyarakat juga dapat secara mandiri memaksimalkan potensi sumber air dilingkungannya melalui pembuatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) hingga perbaikan sumur dangkal.


Langkah lainnya adalah gerakan penanam pohon agar terus dimasifkan, terutama tanaman penyangga air demi keberlangsungan keseimbangan alam sekaligus merawat lingkungan.


"Langkah lainnya masyarakat harus gemar melakukan gerakan penanaman pohon. Kalau tidak kita mulai dari sekarang, kapan lagi? Biarkan anak cucu kita yang kelak akan menikmatinya," ujarnya.


Danang optimis dampak kemarau tahun ini diperkirakan tidak separah tahun 2023. Sebab, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tahun ini akan ada fenomena La Nina atau kemarau basah. Hal itu berarti, meskipun memasuki musim kemarau tetapi tetap ada potensi turun hujan.

Baca Juga: Menelusuri asal mula nama-nama di kaki Gunung Merapi, Resi Mayangseta menderita melihat keadaan dunia maya rusak


Selain potensi masih ada hujan, dampak dari musim kemarau tahun ini lebih ringan karena tidak ada perbaikan skala besar di Selokan Mataram maupun Saluran Van Der Wijck.

Berbeda dengan tahun lalu, selain kemarau panjang juga ada perbaikan di dua saluran irigasi sehingga dampak kekeringan cukup parah terutama di Sleman bagian Barat.


"Tahun ini saya optimis kemarau tidak separah tahun lalu. Meski begitu, kami juga tetap siap siaga dengan berbagai persiapan di BPBD Sleman untuk menghadapi berbagai dampak yang mungkin akan ditimbulkan pada musim kemarau ini," kata Politisi PDI Perjuangan ini.


Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Bambang Kuntoro mengatakan, langkah antisipasi menghadapi bencana kekeringan telah dilakukan.

Baca Juga: Usaha Anda diperhatikan, simak peruntungan Shio Babi sepekan mulai Minggu 9 Juni 2024


Antara lain dengan mengajukan perpanjangan surat keputusan (SK) terkait siaga darurat bencana hidrometeorologi kering maupun basah dari bulan Juni hingga 31 Agustus 2024.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X