Israel targetkan isolasi Gaza dari Mesir, serangan di Rafah diperluas, begini kondisinya

photo author
- Rabu, 29 Mei 2024 | 11:30 WIB
Foto arsip - Kepulan asap tampak membubung menyusul serangan Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 14 Mei 2024. ( ANTARA/Xinhua/Khaled Omar)
Foto arsip - Kepulan asap tampak membubung menyusul serangan Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 14 Mei 2024. ( ANTARA/Xinhua/Khaled Omar)



HARIAN MERAPI - Israel masih terus membombardir Kota Rafah di Gaza, bahkan serangannya meluas.


Israel menargetkan mengisolasi Gaza dari Mesir. Tindakan in jelas-jelas sebagai bentuk pembangkangan terhadap hukum internasional.


Tentara Israel pada Selasa mulai memperluas serangannya di Rafah, Jalur Gaza selatan, dengan merebut lebih banyak wilayah perbatasan dengan Mesir, atau yang dikenal sebagai Koridor Philadelphia.

Baca Juga: KPU Kota Yogyakarta Tetapkan 40 Anggota DPRD Terpilih Periode 2024-2029, PDI Perjuangan Raih 11 Kursi

Tindakan ini berarti bahwa tentara Israel semakin bergerak maju untuk mengisolasi Gaza dari kontak dengan Mesir, dan pada akhirnya, dengan seluruh dunia.

Tentara Israel memperluas serangannya ke Rafah di tengah penembakan dan pemboman besar-besaran, hingga memaksa ribuan orang meninggalkan Rafah barat menuju Khan Younis dan daerah-daerah di Jalur Gaza tengah.

Sedikitnya 16 warga Palestina tewas dalam pemboman Israel di Rafah pada Senin malam (27/5), menurut sumber medis.


Serangan Israel saat ini ke Rafah membuat wilayah tersebut hanya berjarak 3 kilometer dari pantai Rafah, dan menempatkan lebih dari dua pertiga wilayah Koridor Philadelphia di bawah kendali Israel.

Baca Juga: Guru Besar Pertama UMBY, Prof Dwiyati Berhasil Menjadi Dosen Terbaik 1 Bidang Pertanian Tingkat LLDikti Wilayah V

Koridor Philadelphia, sepanjang 14 kilometer, adalah zona penyangga demiliterisasi yang membentang di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian setelah penandatanganan Perjanjian Camp David tahun 1978 antara Presiden Mesir saat itu, Anwar Sadat, dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin.

Sebelum Israel melancarkan operasi militer ke Rafah pada 6 Mei 2024, koridor tersebut menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari 1,5 juta pengungsi Palestina yang meninggalkan wilayah mereka di Jalur Gaza karena serangan gencar Israel yang dimulai pada 7 Oktober 2023.

Israel melanjutkan serangan brutal di Gaza meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Baca Juga: Hasil Survei IPI Ungkap 87,1 Persen Masyarakat Sleman Puas dengan Kinerja Kustini Sri Purnomo

Sedikitnya 36.050 warga Palestina telah terbunuh di Gaza dan lebih dari 81.000 orang lainnya terluka sejak Israel membalas serangan kelompok Palestina, Hamas.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X