Pelayanan penerbangan jamaah haji oleh Garuda belum ada perbaikan signifikan meski sudah dapat teguran tertulis

photo author
- Rabu, 22 Mei 2024 | 19:25 WIB
nspektur Kelaikudaraan DKPPU Kemenhub A. Hariyanto (tengah) melakukan ramp check pesawat yang hendak membawa jamaah calon haji Embarkasi Solo di Bandara Adi Soemarmo di Solo, Jawa Tengah, Kamis (16/5/2024).  (ANTARA/Harianto)
nspektur Kelaikudaraan DKPPU Kemenhub A. Hariyanto (tengah) melakukan ramp check pesawat yang hendak membawa jamaah calon haji Embarkasi Solo di Bandara Adi Soemarmo di Solo, Jawa Tengah, Kamis (16/5/2024). (ANTARA/Harianto)

HARIAN MERAPI - Sejumlah permasalahan dalam pelayanan penerbangan jamaah calon haji Indonesia yang disiapkan Garuda Indonesia masih muncul, meskipun sudah dikirim teguran tertulis pada 16 Mei lalu.

"Kami mencatat banyak persoalan yang terjadi dalam sepekan terakhir penerbangan jamaah haji Indonesia. Kami melihat performa Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk. Kami sudah sampaikan teguran tertulis, tapi belum ada perbaikan signifikan," kata Juru Bicara Kemenag RI Anna Hasbie dalam keterangan di Jakarta, Rabu (22/5/2024).

Ia mengungkapkan beberapa persoalan berkenaan dengan layanan penerbangan haji yang disiapkan Garuda Indonesia, antara lain masalah kerusakan mesin pesawat di Embarkasi Makassar (UPG), di mana sayap kanan pesawat Garuda Indonesia mengeluarkan api saat lepas landas penerbangan jamaah Kelompok Terbang (Kloter) 5 Embarkasi Makassar (UPG-05).

Baca Juga: Gubernur DIY Lantik Penjabat Walikota Yogyakarta, Tantangan Paling Krusial Adalah Soal Penanganan Sampah

"Kondisi ini berdampak domino pada keterlambatan sejumlah penerbangan setelahnya," katanya seperti dilansir Antara.

Selain itu, kata dia, keterlambatan penerbangan, di mana kinerja tepat waktu Garuda Indonesia buruk. Kemenag mencatat persentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia mencapai 47,5 persen.

"Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai tiga jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan," ujarnya.

Selain itu, adanya peristiwa pecah kloter yang menyebabkan jamaah calon haji tergabung dalam satu kloter yang sudah ditetapkan, berangkat dalam waktu yang berbeda.

Baca Juga: Manajemen PSS Sleman Pastikan Serius Capai Target Musim Depan, Ini Langkah-langkahnya

Ia menilai perencanaan Garuda Indonesia juga meleset, di mana pada awalnya diperkirakan hanya terjadi satu kali, ternyata hingga empat kali.

"Salah satunya, pecah kloter dialami UPG-06 karena Garuda tidak bisa menggantikan pesawat yang mesinnya rusak (pesawat yang seharusnya menerbangkan jamaah kloter UPG-05) dengan jenis pesawat yang sama," ucapnya.

Ia juga menyebutkan adanya koper kabin dan kursi roda jamaah yang tidak terbawa. Peristiwa tersebut dialami penerbangan jamaah calon haji Kloter 28 Embarkasi Solo (SOC-28), di mana terdapat 11 kursi roda dan 120 koper kabin tidak terangkut.

Baca Juga: SMA Muhi Yogyakarta Jalin MoU Internasional dengan 5 Institusi Pendidikan di Malaysia, Ini Tujuannya

Akibatnya, kata dia, jamaah dan petugas mencari-cari setelah mereka mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Anna menegaskan pihak Garuda Indonesia harus meminta maaf dan memberikan kompensasi secara langsung kepada jamaah yang terkait, karena hal tersebut merugikan jamaah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X